Kasus ini dimulai dengan penemuan beberapa potongan tubuh manusia di bawah jembatan Kelor, Bangunkerto, Kapanewon Turi, Sleman pada Rabu (12/7) malam.

Polisi berhasil menemukan empat potongan tubuh.

“Total potongan tubuh yang ditemukan adalah dua kaki beserta mata kaki, satu tangan kiri, dan satu potongan besar yang kemungkinan merupakan daging manusia. Jadi, secara keseluruhan ada empat potongan,” ungkap Kapolresta Sleman, Kombes Yuswanto Ardi, pada Kamis (13/7).

Ardi menjelaskan bahwa kondisi potongan tubuh yang ditemukan masih dalam keadaan segar.

Dugaan sementara, potongan tubuh tersebut merupakan hasil aksi mutilasi yang relatif baru.

2. Penemuan Organ Usus di Sungai Bedog

Setelah penemuan potongan tubuh, polisi dan tim SAR melakukan pencarian di sekitar lokasi.

Hasilnya, organ usus ditemukan di wilayah Wonokerto.

Koordinator SAR DIY unit Wonokerto, Agus Riyanto, menjelaskan bahwa meski telah dilakukan pencarian di tiga titik dan jalan-jalan terdekat, tidak ditemukan hasil yang signifikan.

Tim SAR kemudian memperluas area pencarian dan menemukan organ yang diduga sebagai usus.

“Tadi kita menemukan organ, belum diketahui apakah organ tersebut berasal dari hewan atau manusia. Hal ini perlu verifikasi lebih lanjut oleh forensik RS Bhayangkara. Organ yang ditemukan berada di bawah jembatan Becici,” ujar Agus kepada wartawan pada Kamis (13/7).

3. Korban adalah Mahasiswa yang Dieksekusi di Kamar Kos

Polisi mengungkap identitas korban mutilasi sebagai seorang mahasiswa.

Perbuatan keji tersebut dilakukan oleh kedua pelaku di sebuah kos.

“Kejadian ini terjadi di Triharjo, Sleman, Yogyakarta. Informasi yang kita dapatkan adalah bahwa kejadian ini terjadi di sebuah kos-kosan,” kata Kombes FX Endriadi.

Dari pengakuan kedua pelaku, mereka mengaku mengenal korban.

Pelaku dan korban diduga memiliki hubungan persahabatan.

“Ya, mereka saling mengenal. Pelaku dan korban memiliki hubungan sosial. Mereka adalah teman,” kata Kombes FX Endriadi.

4. Motif Masih Misterius

Meski identitas pelaku dan korban telah terungkap, polisi masih belum dapat mengungkap motif di balik pembunuhan ini.

Kombes FX Endriadi menyatakan bahwa pihaknya membutuhkan waktu untuk mengungkapkan motif yang menjadi latar belakang dari perbuatan pelaku.

“Hingga saat ini, motifnya belum terungkap,” ujar Endriadi.

“Kami memohon kerjasama dari semua pihak untuk bersabar karena kasus ini memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Dalam mengungkap motifnya, kami membutuhkan waktu yang cukup,” lanjutnya.

Polisi akan terus melakukan penyelidikan yang mendalam untuk mengungkapkan motif di balik tragedi ini.

Masyarakat diharapkan dapat memberikan kerjasama dengan pihak berwenang dalam proses penyidikan kasus mutilasi ini.