Bayi Tertukar Dua Hari Setelah Melahirkan di RS

Sebelumnya,  mengaku anaknya telah tertukar selama setahun, seorang ibu lapor ke Polres Bogor bagian Unit PPA Polres Bogor, Rabu 9 Ağustus 2023.

Siti Mauliah (37) asal Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengaku anaknya yang selama ini dalam setahun disapihnya ternyata buka anaknya sendiri.

Diketahui, Siti Mauliah melahirkan caesar di Rumah Sakit Sentosa Kecamatan Kemang, Bogor pada tanggal 18 Juli 2022 lalu.

Pada hari pertama  setelah Siti Mauliah masih menyusui anaknya, dan setelah menyusui anaknya kemudian dikembalikan ke tempat ruangan khusus bayi.

Hari kedua, kembali anaknya yang baru dilahirkannya disusui setelah perawat memberikan anaknya kepadanya.

Namun secara psikologis dan naluri seorang ibu, ia merasa anaknya yang baru disusui dihari kedua merasa aneh dan beda saat menyusui anaknya di hari pertama.

“ Disitulah Klien saya menanyakan perihal anaknya saat menyusui dihari pertama dan kedua ada perbedaan,” kata kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho.

Namun pihak rumah sakit menegaskan kalau memang itu anak Siti Mauliah sendiri.

Pada hari ketiga setelah melahirkan, Siti Mauliah hendak pulang tiba-tiba seorang suster menanyakan kepadanya perihal nama pasien.

“Di situ mulai tertukar ternyata gelangnya. Namun saat itu suster bilang ini cuma jatuh aja atau tertukar. Ketika dia pulang, suster datang lagi keesokan harinya menanyakan perihal gelang,” kata Rusdy Ridho.

Berselang setahun, terungkap bahwa anak yang disapihnya selama setahun ternyata bukan anak kandungnya sendiri.

Rusdy Ridho tak habis pikir, prosedur rumah sakit seharusnya membiarkan bayi di ruangan khusus selama 24 jam.

Setelahnya, baru diserahkan ke orang tuanya. Namun, hal berbeda dialami dirinya bersama sang suami.

“Saya sudah mulai curiga ada perawat ke rumah dengan menanyakan gelang bayi. Alasannya buat kunjungan pihak Jhonson,” jelas pasangan dari Muhamad Tabrani (52).

Ternyata, kecurigaannya itu memang beralasan sejak awal, diduga ada kesalahan prosedur di RS terhadap kelahiran klien anaknya.

Ia menyayaggkan sikap pihak RS yang tidak jujur maupun memberikan informasi.

“Kenapa tidak terus terang kalau ada kesalahan prosedur dan mereka tidak jujur sejak awal. Baru diketahui sesudah Klien kami pulang ke rumah,” kata Rusdy Ridho.

Rusdy Ridho menambahkan, Anak Siti yang sudah dirawat selama setahun memang terbukti bukan darah daging kliennya.

Hal ini berdasarkan bukti hasil tes DNA yang menunjukkan bahwa anak yang disapih Siti bukan anak kandungnya.

Rusdy Ridho menambahkan,kliennya sudah mengadakan audiensi dengan pihak RS Sentosa, serta ana

Bahkan, pihak rumah sakit menyarankan untuk melakukan tes DNA di Jakarta.

“ Hasilnya menunjukan Hasil tes DNA A (Siti) dan B (Anak) negatif atau bukan anak kandungnya,” kata Rusdy Ridho.

Setelah mengetahui hasil tes DNA Siti Mauliah dan anak disapihnya tidak ada hubungan darah, tim kuasa hukum mencoba meminta pertanggungjawaban RS Sentosa.

Kuasa hüküm Siti Mauliah juga mencari tahu kepada pihak rumah sakit dimana anak  Siti Mauliah yang sesungguhnya.

Dugaan anak tertukar saat baru dilahirkan dengan anak yang lain yang kemudian diserahkan kepada keluarga lain yang melahirkan di rumah sakit yang sama.

“ Dugaan gelang anak tertukar dengan anak yang juga dilahirkan di rumah sakit Sentosa,” kata Rusdy Ridho.

Patut disayangkan, kata Rusdy Ridho, pasien lain yang melahirkan di rumah sakit yang sama tidak mau melakukan tes DNA.

Sehingga akhirnya Siti Mauliah membruta laporan aduna ke unit PP Polres Bogor.

“ Terpaksa kita mengambil langkah dengan membuat surat aduan ke Polres karena tidak ada inisiatif yang baik dari pihak rumah sakit,” kata Rusdy Ridho.

Komisaris Utama PT Pelita Medika Sentosa sekaligus Owner RS Sentosa, Frits M. Rumintjap mengaku baru mengetahui maalah ini, dan masih memeriksa masalah ini bersama manajemen rumah sakit.

“ Kita belum mendlam masala ini, namun kami harapan ada titik temu yang diharapkan,” katanya.

Apalagi, kata Frits M. Rumintjap , kejadian ini sudah berlangsung satu tahun lalu.

Frits M. Rumintjap menjelaskan, masalah ini pernah terjadi namun kedua orangtua anaknya yang tertukar tidak dalam keadaan kondusif.

“ Walaupun kita fasilitasi namun mendiasi kedua orangtua gagal dan mengalami kebuntuan,” lanjutnya.