KABARKIBAR.ID – Pelatih Persija Jakarta asal Jerman, Thomas Doll, merasa kagum dengan kualitas individu pemain Indonesia.

Lantas dengan kekagumannya itu, Thomas Doll berharap para pemain Indonesia bisa segera berkarir di Liga Jerman.

Memang saat ini tak bisa dipungkiri, sepak bola Indonesia menjadi pusat perhatian dunia.

Dimulai dengan Indonesia memenangkan tawaran menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, meski kemudian dibatalkan.

PSSI juga mendukung talenta muda melalui Garuda Select yang memberikan kesempatan pemain Indonesia berlatih di Eropa.

Teranyar, timnas U-22 Indonesia menjuarai SEA Games 2023 setelah penantian selama 32 tahun.

Selain itu, penampilan melawan Argentina di FIFA Matchday Juni lalu juga menyita perhatian dunia.

Hal ini akan muncul kemungkinan klub asing mulai menarik beberapa pemain Indonesia.

Thomas Doll pun kagum dengan potensi para pemain muda Indonesia.

Thomas Doll meragukan kualitas permainan Indonesia di awal kedatangannya.

“Sekarang setelah saya melihatnya sendiri, saya berubah pikiran tentang sepak bola Indonesia,” kata Thomas Doll seperti dikutip dari Astro Arena.

“Dulu saya berpikir bahwa kualitas dan level permainan tidak terlalu tinggi,” tambahnya.

Setelah satu musim, Thomas Doll merasa pemain Indonesia layak bermain di Eropa.

“Ketika saya melihat banyak pertandingan sepak bola Indonesia yang bagus dan juga pemain yang bagus.”

“Jadi, saya pikir mereka juga bisa bermain di kasta kedua Jerman, kata Thomas Doll.”

Salah satu pemain Persija yang gaya bermainnya dianggap mirip dengan pemain Eropa adalah Resky Fandi.

Thomas Doll Sebut Besarnya Potensi Pemain Indonesia untuk Main di Liga Jerman

“Saya katakan Resky bermain dengan hati untuk Persija dan memiliki pemikiran Eropa.”

“Jadi saya yakin Resky akan akan segera dipanggil tim nasional,” kata Thomas Doll.

“Bermain di posisi nomor enam, dia selalu memberikan yang terbaik dan selalu berjuang untuk memenangkan duel dan saat lawan menguasai bola, dia bisa mengejar bola dengan 2-3 orang,” imbuhnya.

Kehadiran pelatih-pelatih Eropa juga mempengaruhi permainan klub-klub Liga 1.

“Saat saya menonton pertandingan musim lalu, banyak tim yang selalu memainkan bola-bola panjang.”