Hal ini berarti Lazio secara resmi memastikan diri mereka lolos ke fase grup Liga Champions musim depan, sementara Juventus harus berjuang keras untuk mempertahankan tempatnya dalam kompetisi internasional.
Selain sanksi dari FIGC, Juventus juga terlibat dalam proses pidana terkait praktik akuntansi klub mereka.
Sebanyak 12 petinggi klub, termasuk nama-nama seperti Pavel Nedved dan Agnelli, dianggap terlibat dalam kasus ini dan berpotensi akan menjalani sidang pengadilan.
Kondisi ini menciptakan ketidakpastian dan tekanan yang besar bagi Juventus.
Klub harus menghadapi konsekuensi serius dari tindakan yang dilakukan, baik dalam hal pengurangan poin dalam kompetisi domestik maupun dalam potensi kehilangan hak bermain di kompetisi Eropa.
Juventus sekarang harus fokus untuk menghadapi tantangan ini, baik dari segi hukum maupun performa di lapangan, guna menjaga reputasi dan stabilitas klub.
Sementara itu, para penggemar dan pendukung Juventus harus menerima kenyataan bahwa klub mereka sedang menghadapi masa sulit dan perubahan yang signifikan.
Juventus masih memiliki beberapa pertandingan tersisa di Serie A, dan mereka harus berjuang keras untuk mengamankan posisi yang layak di klasemen akhir musim ini.
Sebelumnya Telah Mendapat Sanksi
Juventus, klub sepak bola Italia yang dikenal dengan sebutan Si Nyonya Tua, kembali mendapatkan hukuman yang signifikan terkait kasus pelanggaran keuangan.
Pada bulan Januari 2023, mereka dikenai sanksi pengurangan 15 poin oleh otoritas sepak bola Italia, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), karena diduga melakukan pelanggaran capital gain atau keuntungan modal.
Juventus terjerat dalam kasus penggelembungan nilai transfer pemain dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan modal klub.
Sebelumnya, mereka juga sudah pernah mendapat sanksi pengurangan 15 poin, namun keputusan tersebut kemudian dibatalkan setelah klub mengajukan banding ke Komite Olimpiade Nasional Italia (CONI).
Tuduhan terhadap Juventus meliputi pemalsuan laporan keuangan, di mana mereka diduga menggelembungkan nilai transfer pemain.
Akibat pengurangan 15 poin tersebut, posisi Juventus yang saat itu berada di peringkat ketiga dalam klasemen Liga Italia langsung turun drastis ke posisi kesepuluh.
Namun, setelah mengajukan banding, Juventus berhasil memenangkan kasus tersebut. Pada pekan ke-30 kompetisi, poin pengurangan 15 poin dikembalikan kepada klub sementara penyelidikan terus berlanjut.
Hasil ini membawa Juventus yang saat itu berada di peringkat ketujuh langsung melonjak ke posisi ketiga dalam klasemen Serie A.
Keputusan ini memberikan dorongan baru bagi Juventus dalam upaya mereka untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dalam kompetisi Liga Italia.
Namun, klub ini tetap menjadi sorotan dan harus menghadapi proses penyelidikan lebih lanjut terkait pelanggaran keuangan yang diduga dilakukan.
Juventus, sebagai salah satu klub terkemuka di Italia, harus bertanggung jawab atas tindakan mereka dan menghadapi konsekuensi yang diberikan oleh otoritas sepak bola.
Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa integritas dan transparansi dalam laporan keuangan sangat penting dalam dunia olahraga, khususnya dalam mengelola klub sepak bola yang memiliki pengaruh dan pengikut yang besar.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan