KABARKIBAR.ID- Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), memberikan sorotan terkait situasi politik di tanah air terkait posisi Ketua Umum Partai Golkar.

Menurut JK, menjadi Ketua Umum Partai Golkar tidaklah mudah dan memerlukan ongkos yang fantastis, yakni mencapai ratusan miliar rupiah.

“Kalau sekarang anda menjadi ketua (umum) Golkar, jangan harap kalau anda tidak punya modal Rp500-600 miliar,” ungkap politikus yang akrab disapa JK tersebut.

Dalam acara “Seminar Anak Muda untuk Politik” di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada tanggal 31 Juli 2023, JK menyampaikan pernyataannya tersebut.

Ia mengklaim bahwa hampir semua partai politik menerapkan praktik ongkos yang besar untuk menduduki posisi pimpinan partai, kecuali partai yang pendirinya masih memimpin.

“Jadi itulah dari pada partai-partai yang khususnya yang pendirinya masih ada,” ucap JK.

Contoh nyata dari partai yang dimaksud adalah Partai NasDem yang masih dipimpin oleh Surya Paloh dan PDIP yang masih dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

Meskipun demikian, JK menyatakan bahwa partai Golkar merupakan salah satu partai terbesar di Indonesia dan dukungannya akan membantu mengerek suara calon presiden yang akan diusung pada Pemilihan Presiden 2024.

Meskipun JK mengakui bahwa pilihan calon presiden pada Pilpres 2024 terlihat terbatas, terutama antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Namun partai Golkar sebagai partai besar tetap memiliki peran strategis dalam menentukan arah dukungan pada Pilpres mendatang.

Terlebih lagi, dukungan mayoritas pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar tingkat 1 yang mengusulkan untuk merapat ke Prabowo Subianto menambah dinamika politik yang menarik untuk diikuti.

Dalam konteks tersebut, JK berharap agar Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, bisa menjadi calon wakil presiden yang mendampingi calon presiden yang akan diusung oleh partai tersebut.

“Saya kira itu harapannya, harapannya, untuk menjadi calon wakil presiden, itulah harapannya. Namun, saya sendiri tidak terlibat dan tidak mengetahui banyak mengenai isi negosiasi,” ungkapnya.

Dalam arena politik, pemilihan calon presiden dan calon wakil presiden menjadi perhatian serius dari partai politik untuk membentuk koalisi yang solid dan bersatu guna meraih kemenangan pada Pemilu 2024.

Pilihan calon presiden menjadi pusat pembicaraan dan perbincangan hangat di antara partai politik besar dan kecil.

Partai Golkar sebagai salah satu partai besar tentu memiliki peran penting dalam proses pengambilan keputusan tersebut.