KABARKIBAR.ID – Menurut badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa, perang di Ukraina telah menyebabkan peningkatan tahunan terbesar dalam jumlah orang yang terlantar akibat penindasan, konflik, kekerasan, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Pada tahun 2022, jumlah pengungsi di seluruh dunia akan meningkat sebesar 21 persen menjadi sekitar 108,4 juta pada akhir tahun.

Jumlahnya diperkirakan akan mencapai lebih dari 110 juta pada Mei 2023, dengan invasi Rusia dan perang yang sedang berlangsung di Sudan menjadi pendorong utama pertumbuhan, menurut laporan yang dirilis hari ini, Rabu, 14 Juni 2023 dari UNHCR.

“Angka-angka ini menunjukkan kepada kita bahwa beberapa orang terjun ke dalam konflik terlalu cepat dan terlalu lambat untuk menemukan solusi. Hasilnya adalah kehancuran, pemindahan dan penderitaan bagi jutaan orang yang terpaksa meninggalkan rumah mereka,” kata Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, menurut laporan The Guardian.

Menurut laporan tersebut, jumlah total pengungsi di seluruh dunia meningkat hingga mencapai rekor pada akhir tahun 2022 sebesar 35 persen, atau 8,9 juta, menjadi 34,6 juta.

Peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh Ukraina dan perkiraan yang direvisi dari jumlah warga Afghanistan di Iran dan Pakistan.

Banyak Pengungsi Mencari Keselamatan

Pada awal terjadinya perang di Ukraina, UNHCR merilis data lebih dari 200.000 pengungsi mencari keselamatan melintasi perbatasan setiap hari, awalnya di negara tetangga Ukraina.

Pada akhir tahun 2022, 11,6 juta orang Ukraina masih mengungsi, termasuk 5,9 juta di negara mereka sendiri dan 5,7 juta yang melarikan diri ke negara tetangga.

Ini menciptakan krisis dengan pergerakan tercepat dan salah satu yang terbesar sejak Perang Dunia II.

“Laporan tersebut merupakan dakwaan terhadap keadaan dunia kita, yang tampaknya semakin berbahaya dan tidak dapat diprediksi,” kata kepala bagian berita dan media UNHCR, Matthew Saltmarsh.