KABARKIBAR.ID- Marketa Vondrousova telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai petenis non-unggulan pertama yang berhasil menjadi juara Wimbledon di era Open.

Petenis asal Republik Ceko ini meraih kemenangan mengejutkan dengan skor 6-4, 6-4 atas petenis Tunisia,

, dalam final Wimbledon 2023 yang digelar pada Sabtu, 15 Juli.

Vondrousova menjadi petenis putri pertama yang tidak diunggulkan yang berhasil mencapai final Wimbledon dalam 60 tahun terakhir.

Dalam pertandingan final tersebut, ia tampil sangat dominan melawan petenis peringkat keenam dunia, Jabeur.

Petenis berusia 24 tahun ini berhasil memanfaatkan setiap peluang yang ada di Centre Court untuk meraih gelar Grand Slam pertamanya setelah sebelumnya mengalami kekalahan dari Ash Barty dalam final French Open 2019.

Kemenangan ini menjadikan Vondrousova sebagai salah satu dari sedikit petenis putri Ceko yang berhasil meraih gelar juara Wimbledon, bergabung dengan Jana Novotna dan Petra Kvitova.

Kemenangan yang diraih oleh Vondrousova ini merupakan bagian dari perjalanan yang luar biasa setelah mengalami serangkaian cedera yang sempat menghentikan kariernya yang menjanjikan.

“Setelah melewati segala hal yang telah saya alami – saya bahkan harus menggunakan gips tahun lalu – saat ini saya masih tidak bisa mempercayai bahwa saya memegang trofi ini,” ujar Vondrousova seperti yang dilansir oleh AFP pada Sabtu.

“Dalam kondisi seperti ini, saya benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi sekarang.”

Hanya 12 bulan yang lalu, Vondrousova harus duduk sebagai penonton yang cedera di Wimbledon.

Ia hanya bisa melihat sahabatnya, Miriam Kolodziejova, berjuang untuk masuk dalam daftar utama turnamen.

Melalui operasi pergelangan tangan kedua yang dilakukannya, petenis yang pernah meraih medali perak Olimpiade ini absen selama enam bulan.

Absennya dari tur tenis setidaknya memberinya waktu dan ruang untuk menikah.

Vondrousova juga mencatatkan prestasi sebagai petenis peringkat terendah kedua yang berhasil mencapai final Wimbledon, hanya kalah dari Serena Williams pada tahun 2018 yang menempati peringkat ke-181.

Sementara itu, bagi Jabeur, ini merupakan kekalahan ketiganya dalam final Grand Slam.

Ia menjadi petenis putri Arab pertama yang berhasil mencapai final Grand Slam tahun lalu di Wimbledon, namun harus mengakui keunggulan Elena Rybakina dalam pertandingan tiga set.

Beberapa minggu setelahnya, Jabeur juga mengalami kekalahan dari Iga Swiatek dalam final US Open.

Meskipun mengalami kekecewaan, Jabeur tetap menyampaikan semangat dan tekadnya untuk terus berjuang di masa depan.