Nabi Muhammad merasa gelisah atas masalah ini, dan Allah menjawab kekhawatiran beliau melalui turunnya surat Al Baqarah ayat 142-145.
Dalam ayat tersebut, Allah memerintahkan untuk memindahkan kiblat umat Islam ke arah Kabah di Masjidil Haram.
Para ahli tafsir menjelaskan bahwa pemindahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram didasarkan pada beberapa faktor yang melatarbelakangi keputusan ini.
Salah satu faktor adalah ejekan yang dilontarkan oleh kaum Yahudi, yang menuduh Nabi Muhammad dan umat Islam mengikuti kiblat mereka.
Pemindahan kiblat juga dilakukan untuk menghormati dan mengembalikan keutamaan Kabah sebagai tempat ibadah yang dibangun oleh leluhur Nabi Muhammad, yaitu Nabi Ibrahim, yang diakui sebagai bapak para nabi.
Selain itu, pemindahan kiblat juga dilakukan dengan tujuan membersihkan Kabah dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti penyembahan berhala, dan mengembalikannya sebagai pusat ibadah yang murni kepada Allah.
Terakhir, Nabi Muhammad juga ingin meningkatkan keagungan Masjidil Haram yang terletak di kota kelahirannya, Mekkah.
Perintah mengenai peralihan kiblat ini turun pada bulan Syaban tahun 2 Hijriah.
Sejak saat itu, Kabah menjadi kiblat yang dituju dalam pelaksanaan salat bagi umat Islam di seluruh dunia.
Pemindahan kiblat ini menjadi momen penting dalam sejarah Islam, menandai perubahan yang signifikan dalam praktik ibadah umat Muslim.
Kabah sendiri memiliki makna yang mendalam bagi umat Islam.
Selain menjadi simbol keutamaan dan ketaqwaan, Kabah juga merupakan tempat tujuan ziarah haji yang diwajibkan bagi umat Muslim yang mampu.
Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari berbagai belahan dunia datang ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji dan melakukan thawaf di sekitar Kabah.
Sebagai pusat spiritual dan keagamaan, Kabah terus menjadi lambang persatuan dan kesatuan umat Islam di seluruh dunia.
Perubahan kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram menjadi pengingat bagi umat Islam akan pentingnya kesatuan dalam melaksanakan ibadah dan menjalankan ajaran agama.
Dengan menjadikan Kabah sebagai kiblat salat, umat Islam diarahkan untuk menyatukan hati dan pikiran dalam ibadah mereka.
Pemindahan kiblat ini mengajarkan umat Muslim tentang pentingnya kesetiaan, komitmen, dan pengorbanan dalam menjalankan ajaran Islam.
Sebagai umat Muslim, kita diingatkan untuk selalu menghormati dan menghargai Kabah sebagai tempat suci yang merupakan simbol persatuan dan keimanan umat Islam di seluruh dunia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan