Data IHSG dihitung setiap hari perdagangan, dari Senin hingga Jumat, pukul 09.00 hingga 16.00 WIB, sehingga memberikan data yang terus diperbarui.

Fungsi IHSG mencakup beberapa hal yang perlu diketahui oleh para pelaku pasar saham.

Pertama, IHSG dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja portofolio saham.

Portofolio saham merupakan kumpulan aset investasi saham yang dimiliki oleh individu atau perusahaan.

Dengan mengamati pergerakan IHSG, investor dapat memperkirakan potensi keuntungan yang akan dihasilkan oleh portofolio saham yang mereka miliki.

Fungsi kedua dari IHSG adalah sebagai indikator pergerakan pasar modal. IHSG, karena dihitung secara real-time dari rata-rata harga saham di bursa, dapat menjadi indikator terkini bagi pergerakan pasar modal.

Jika IHSG menunjukkan tren kenaikan, maka dapat diasumsikan bahwa harga saham di pasar modal juga cenderung naik.

Sebaliknya, jika IHSG menunjukkan penurunan, maka harga saham juga cenderung turun.

Namun, perlu diingat bahwa IHSG hanyalah nilai rata-rata, sehingga kemungkinan masih ada saham-saham yang harganya berbeda jauh dari nilai IHSG.

Fungsi ketiga dari IHSG adalah untuk melacak perkembangan kondisi ekonomi suatu negara, termasuk aliran modal, pertumbuhan ekonomi, dan penerimaan pajak negara.

IHSG memiliki peran penting dalam mencerminkan jumlah investasi yang ada di dalam negeri. Semakin tinggi investasi di negara tersebut, semakin besar pula aliran modal yang masuk.

Modal yang cukup besar tersebut akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan penerimaan negara melalui pembayaran pajak oleh perusahaan.

Penerimaan pajak ini kemudian dapat digunakan oleh pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Setelah memahami fungsi IHSG, penting juga untuk mengetahui bagaimana membaca dan memahami pergerakannya.

Grafik IHSG dapat dilihat melalui aplikasi atau situs investasi yang digunakan.

Ketika IHSG menunjukkan tren kenaikan, secara umum akan disebut sebagai tren hijau atau bullish.

Saat tren tersebut terjadi, investor dapat dipersarankan untuk menjual saham mereka untuk mendapatkan keuntungan.

Namun, ada juga investor yang memilih untuk melakukan “hold,” yaitu menyimpan saham mereka tanpa menjual, dengan harapan harga saham akan terus naik dan memberikan keuntungan yang lebih besar di masa depan.

Perlu diingat bahwa pada pasar saham, ada istilah “stock bubble,” yaitu peningkatan harga saham yang tidak wajar dan bisa melebihi harga pasar saham.

Hal ini bisa terjadi akibat kejadian yang tak terduga.

Oleh karena itu, investor harus tetap berhati-hati dan tidak terlalu serakah ketika melihat potensi keuntungan saat IHSG naik, karena bisa jadi IHSG mengalami bubble dan rawan mengalami koreksi.

Di sisi lain, kebalikan dari tren bullish adalah tren bearish atau disebut sebagai tren merah (IHSG turun).

Ketika IHSG menunjukkan tren bearish, disarankan bagi investor untuk membeli saham dan melakukan “hold” pada saham yang mereka miliki, dengan harapan harga saham akan naik kembali di masa depan.

Selain itu, ada juga rekomendasi untuk melakukan “cut loss,” yaitu menjual saham pada saat harga saham relatif rendah untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Ketika harga saham sedang turun, investor disarankan untuk tetap tenang, bersabar, dan melakukan analisis mendalam terkait portofolio saham yang mereka miliki.