Para analis pasar memperkirakan bahwa pergerakan saham masih akan dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik.
Selain itu, perkembangan isu ekonomi dan politik juga akan turut mempengaruhi kinerja IHSG dalam beberapa waktu ke depan.
Pengertian dan Manfaat dari IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah salah satu indikator penting dalam dunia pasar modal di Indonesia.
IHSG mencerminkan pergerakan rata-rata harga saham seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dengan adanya IHSG, masyarakat dan pelaku pasar modal dapat dengan mudah melihat ringkasan kondisi pasar saham secara real-time tanpa harus menganalisis setiap saham secara terpisah.
Pengertian IHSG secara singkat adalah grafik saham yang mencerminkan kinerja pasar modal.
Indeks ini memiliki peran strategis dalam memberikan gambaran tentang arah dan kondisi pasar saham secara keseluruhan.
Nama lain dari IHSG adalah Indonesia Composite Index atau ICI. IHSG sendiri diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983, saat BEI masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Dalam klasifikasi indeks yang ada di BEI, IHSG termasuk dalam kelompok indeks headline pada sub klasifikasi komposit.
IHSG adalah satu-satunya indeks yang masuk dalam sub klasifikasi tersebut.
Sebagai indeks headline, IHSG menjadi acuan utama untuk menggambarkan kinerja pasar modal secara keseluruhan.
Selain sub klasifikasi komposit, ada juga sub klasifikasi lainnya seperti papan (board), likuiditas (liquidity), dan likuiditas co-branding (liquidity co-branding).
Manfaat IHSG sangat beragam dan memiliki dampak yang signifikan dalam pasar modal.
Beberapa manfaatnya antara lain:
1. Mengukur Sentimen Pasar: IHSG memberikan gambaran tentang sentimen investor terhadap pasar saham.
Jika IHSG naik, hal ini menunjukkan optimisme dan kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi dan perusahaan yang terdaftar di BEI.
2. Produk Investasi Pasif: IHSG juga digunakan sebagai dasar untuk menciptakan produk investasi pasif seperti Reksa Dana Indeks dan Exchange-Traded Fund (ETF) Indeks.
Produk ini mengikuti pergerakan IHSG tanpa adanya manajemen aktif dari pihak manajer investasi.
3. Benchmark Portofolio Aktif: IHSG sering digunakan sebagai benchmark bagi portofolio aktif yang dikelola oleh para manajer investasi.
Dengan membandingkan kinerja portofolio dengan IHSG, investor dapat menilai apakah kinerja portofolio tersebut lebih baik atau lebih buruk daripada pasar secara keseluruhan.
4. Pengukuran dan Model Pengembalian Investasi: IHSG juga berperan sebagai proksi untuk mengukur pengembalian investasi (return), risiko sistematis, dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko.
Hal ini membantu para investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan terinformasi.
5. Alokasi Aset: IHSG juga berfungsi sebagai proksi untuk kelas aset pada alokasi aset.
Para investor dapat menggunakan IHSG sebagai acuan untuk menentukan seberapa besar alokasi aset yang akan ditempatkan dalam saham di portofolio investasinya.
Pentingnya IHSG dalam dunia pasar modal membuat pergerakan indeks ini selalu menjadi sorotan utama.
Para analis pasar terus memantau dan menganalisis pergerakan IHSG guna mengidentifikasi tren pasar dan mengambil keputusan investasi yang bijaksana.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan