Masih bersumber dari web resmi  Disdik Grobogan, maksud tiga peristiwa itu adalah sebagai berikut:

  1. Hari kelahiran Pangeran Siddhartha di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.
  2. Pangeran Siddhartha mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya atau Bodh Gaya di usianya yang ke 35 tahun pada tahun 588 SM.
  3. Buddha Gautama Parinibbana (wafat) di Kusinara pada usinya yang ke 80 tahun pada tahun 543 SM.

 

Apa Makna dari Hari Raya Waisak?

Untuk mengetahui apa itu makna dari Hari Raya Waisak, berkaitan dengan tiga peristiwa yang disebut dengan Tri Suci Waisak. Simak penjelasannya di bawah ini!

Hari Kelahiran Pangeran Siddharta

Untuk makna pertama dari hari raya Waisak yaitu lahirnya Siddhartha Gautama.

Siddhartha Gautama merupakan seorang pangeran dan putra seorang raja, yaitu Raja Suddhodana dan Ratu Mahamaya. Siddhartha sendri lahir di Taman Lumbini pada tahun 623 SM.

Kelahiran Siddhartha Gautama terjadi di Taman Lumbini pada tahun 423 SM dan pada saat itu dia lahir, tubuhnya bersih dan tidak bernoda, selain itu Ia dapat langsung berdiri dan berjalan tidak seperti bayi pada umumnya.

Keadaan kelahiran Siddhartha Gautama di dunia menandai bahwa sang pangeran akan menjadi Buddha di masa depan yang akan mencapai kebahagiaan tertinggi.

Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung

Arti makna yang kedua dari hari raya Waisak yaitu Penerangan Agung yang dicapai Siddhartha Gautama.

Setelah Siddharta lahir, pemimpin Asita Kaladewala meramalkan bahwa di masa depan Siddharta Gautama akan menjadi Maharaja Dunia atau Chakrawatin.

Setelah momen kelahiran, pada usia 35 tahun, Siddhartha Gautama mencapai Penerangan Agung, kemudian menjadi Buddha di Bodh Gaya saat bulan Waisak tiba.

Kemudian, selama 45 tahun, usianya menerima Penerangan Agung, Buddha Gautama memulai perjalanannya untuk menyebarkan kebenaran atau Dharma.

Paniribbana

Makna hari raya Waisak yang ketiga atau terakhir adalah Parinibbana.

Wafatnya Buddha Gautama terjadi pada tahun 543 SM saat sang Buddha genap berusia 80 tahun.

Akibat sang Buddha wafat, para pengikutnya juga menundukkan kepala mereka sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Sang Buddha.

 

Kemudian dari ketiga peristiwa penting tersebut diadakan konferensi di Sri Lanka pada tahun 1950 dan selanjutnya ditetapkan hari Waisak setiap tahun pada bulan Mei atau pada hari bulan purnama.  ***