KABARKIBAR.ID – Besok, 5 September 2023, bakal diperingati sebagai Hari Amal Internasional atau dalam bahasa Inggrisnya berarti International Charity Day.

Peringatan yang secara global ini telah ditetapkan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dirayakan setiap tahun.

Lalu bagaimana, sejarah perayaan Hari Amal Internasional? Simak informasi lengkapnya dari Kabarkibar.id di bawah ini.

Apa Itu Hari Amal Internasional

Menurut situs resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Hari Amal Internasional diperingati pada tanggal 5 September setiap tahunnya.

Perayaan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memobilisasi komunitas masyarakat, LSM, dan pemangku kepentingan di seluruh dunia untuk membantu orang lain melalui kegiatan sukarela.

Sebuah Amal, seperti dengan gagasan menjadi sukarelawan, menciptakan ikatan sosial yang nyata dan berkontribusi pada masyarakat yang lebih tangguh.

Badan amal dapat mengurangi dampak terburuk dari krisis kemanusiaan, melengkapi layanan publik di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan perlindungan anak.

Ini berkontribusi pada kemajuan budaya, ilmu pengetahuan, olahraga dan perlindungan warisan budaya dan alam. Hal ini juga mempromosikan hak-hak kelompok yang paling kurang beruntung dan menyebarkan pesan-pesan kemanusiaan dalam situasi konflik.

Dalam sebuah Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 yang diadopsi pada bulan September 2015, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui bahwa pemberantasan kemiskinan dalam segala bentuk dan dimensinya.

Hal ini pula termasuk kemiskinan ekstrem, merupakan tantangan pasar global terbesar dan merupakan prasyarat bagi pembangunan berkelanjutan.

Nah, dengan adanya agenda ini juga menyerukan semangat penguatan solidaritas global, dengan fokus khusus pada kebutuhan masyarakat termiskin dan paling rentan.

Lantas, seperti apa sejarah dari Hari Amal Internasional? Berikut ulasannya!

Sejarah Ditetapkannya Hari Amal Internasional

Pada tanggal 5 September merupakan hari yang untuk memperingati kematian Bunda Teresa dari Kalkuta, yang menerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1979.