Kondisi harga telur yang terus naik dapat berdampak pada daya beli masyarakat, terutama bagi mereka yang mengandalkan telur sebagai sumber protein yang murah dan bergizi.

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk segera mengambil tindakan yang diperlukan agar harga telur dapat kembali stabil dan terjangkau bagi masyarakat.

Penyebab Beberapa Daerah Alami Kenaikan Harga

Harga telur ayam terus mengalami kenaikan di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) dengan kisaran harga antara Rp31.000 hingga Rp34.000 per kilogram (kg), sedangkan di wilayah di luar Pulau Jawa atau wilayah Timur Indonesia mencapai Rp38.000 per kg.

Bahkan, ada beberapa wilayah yang menjual dengan harga lebih dari Rp40.000 per kg.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti kenaikan harga telur tersebut dan menyayangkan kurangnya upaya dari pemerintah untuk mencari tahu penyebabnya dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Reynaldi Sarijowan, Sekretaris Jenderal DPP Ikappi, menyampaikan kekecewaannya terhadap kenaikan harga telur yang terus berlangsung secara nasional.

Menurut Reynaldi, pihaknya telah menemukan dua penyebab utama kenaikan harga telur dalam beberapa tahun terakhir.

Pertama, faktor produksi menjadi penyebab utama kenaikan harga telur.

Harga pakan yang tinggi berkontribusi pada kenaikan biaya produksi, yang kemudian direspons dengan menaikkan harga jual telur untuk menjaga keuntungan para produsen.

Kedua, proses distribusi yang tidak sesuai dengan kebiasaan juga menjadi penyebab kenaikan harga telur.

Pendistribusian telur dilakukan di luar pasar atau permintaan yang tinggi di luar pasar, mengganggu ketersediaan dan permintaan telur di pasar sehingga harga terus meningkat.

Reynaldi mendesak pemerintah untuk melakukan upaya dan antisipasi guna mencegah kenaikan harga telur yang terus terjadi.

Ia menyampaikan bahwa permintaan telur yang tinggi dari berbagai instansi, elemen, lembaga, atau perorangan juga turut mengganggu pasokan di pasar.

Dalam hal ini, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Upaya dapat dilakukan dalam mengendalikan harga pakan melalui subsidi atau penyesuaian kebijakan untuk menurunkan biaya produksi.

Selain itu, perlu adanya upaya meningkatkan efisiensi proses distribusi dengan meningkatkan infrastruktur dan mengawasi distribusi secara lebih ketat.

Kolaborasi yang baik antara pemerintah, peternak, distributor, dan pedagang pasar juga menjadi kunci dalam menangani kenaikan harga telur yang terus berlanjut.