Harga Telur Ayam Tinggi Karena Pakan Ternak Naik

Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tingginya harga telur ayam menjadi pemicu yang tak terhindarkan.

Arief Prasetyo Adi mengatakan, volatilitas harga telur ayam kampung dan daging ayam di pasar mendekati keseimbangan baru.

“Kenaikan harga dipengaruhi misalnya dengan naiknya harga DOC yang sebelumnya Rp. 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kg saat ini Rp 5.000 per kg. Bahkan sebelumnya sampai di atas Rp. 6.000 per kg,” katanya.

Karena itu, kata Arief, tugas bersama adalah menjaga harga yang wajar di tiga sisi, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Arief mengatakan saat itu, Januari 2023, peternak ayam broiler merugi banyak dan harus tutup karena biaya produksi tidak sesuai dengan harga jual.

“ Kita harus urai satu persatu. Jangan sampai harga murah di atas kertas, tapi sedulur peternak bangkrut, malah tidak ada telur nanti di masyarakat,”jelas Arief.

Arief tidak ingin para produsen ini berhenti berproduksi. Sebab, jika hal tersebut terjadi, maka neraca akan defisit.

Jika neraca defisit, kebutuhan protein unggas produksi dalam negeri tidak bisa dipenuhi.

Dia mengatakan, itu adalah sesuatu yang dia coba hindari.

“Saat ini waktunya kita men-support Peternak Ayam Broiler dan Peternak Ayam Petelur agar mendapatkan harga yang baik. Sambil kita kontrol harga di tingkat konsumen bersama sama,” lanjut Arief.