Emas sering dianggap sebagai aset safe haven saat terjadi ketidakpastian global.

Contohnya adalah ketika terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, harga emas naik karena banyak investor mencari perlindungan dalam aset yang aman.

2.Penawaran dan Permintaan Emas: Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Jika permintaan emas lebih besar daripada penawarannya, harga emas akan naik.

Ketersediaan emas di dunia terbatas, baik dari hasil pertambangan maupun daur ulang emas. Hal ini juga berkontribusi terhadap harga emas yang cenderung stabil atau naik.

3. Kebijakan Moneter: Kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral, seperti Federal Reserve (The Fed) di Amerika Serikat, mempengaruhi harga emas.

Jika suku bunga diturunkan, emas cenderung naik karena investor mencari alternatif investasi yang menarik.

Sebaliknya, jika suku bunga dinaikkan, emas mungkin turun karena dolar menjadi lebih menarik sebagai investasi.

4. Inflasi: Tingkat inflasi yang tinggi dapat membuat harga emas naik.

Ketika harga-harga barang naik karena inflasi, orang cenderung memilih untuk berinvestasi dalam emas yang dianggap lebih stabil dan aman dalam menjaga nilai aset mereka.

5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat: Harga emas dalam negeri terkait dengan harga emas internasional yang dikonversi ke dalam mata uang rupiah.

Oleh karena itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mempengaruhi harga emas lokal.

Jika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar, harga emas dalam rupiah cenderung naik.

Semua faktor di atas saling terkait dan kompleks dalam memengaruhi harga emas Antam.

Meskipun demikian, harga emas tetap dapat berfluktuasi sesuai dengan dinamika pasar dan keadaan ekonomi serta politik global yang terus berkembang.