Setelah itu, skor Jorji tidak berubah dan tertinggal empat poin. Dua bola keberuntungan (lucky ball) membawa Jorji poin dan skor menjadi 8-10.
Setelah dropshot yang tepat, Jorji menghasilkan satu poin dan memperkecil jarak.
Setelah itu permintaan challenge yang sukses dari Akane membuat Jorji tertinggal 9 – 11 di interval pertama.
Skor Akane terus menambah setelah istirahat. Jorji malah tertinggal enam poin dengan skor 9-15.
Tak gentar, Jorji terus berusaha menampilkan permainan terbaiknya hanya untuk memperkecil ketertinggalan dengan skor 13 – 16.
Dropshot Jorji dan kesalahan Akane membuat kedudukan menjadi 17-18.
Tiga poin berturut-turut untuk Akane menyebabkan Jorji kalah 17 – 21 di pertandingan interval pertama.
Awal start Jorji di Game 2 tidak mudah karena serangkaian kesalahan membuat ia tertinggal cukup jauh dari Akane.
Jorji baru mendapat poin pertama setelah Akane mendapatkan poin keempat.
Setelah mendapatkan dua poin, Jorji kembali kehilangan poin karena penglihatan atau pengamatan yang tidak tepat dan error lainnya.
Jorji tertinggal jauh dari Akane dengan skor 2-11 di Game 2.
Pengembalian yang tidak tepat Jorji datang kembali setelah istirahat interval. Jorji hanya mendapat poin ketiga setelah Akane mencapai poin ke 14.
Pukulan-pukulan Gregoria memang bisa membuat Akane kerepotan, namun pemain Jepang sangat itu gigih mengejar shuttecock.
Jorji harus puas menerima gelar runner-up setelah kalah 7-21 di Game 2. ***
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan