Operasi Densus 88 Antiteror Polri terus berupaya untuk mencegah dan menanggulangi ancaman terorisme di Indonesia.
Dengan mengungkap kasus-kasus seperti ini, pihak berwenang berharap dapat menjaga keamanan seluruh warga negara dari potensi bahaya yang dapat mengganggu kedamaian dan stabilitas negara.
Penangkapan Kasus Terorisme Terhadap Salah Satu Karyawan PT. KAI
PT Kereta Api Indonesia (KAI) angkat suara terkait penangkapan pegawainya yang diduga terlibat dalam kasus terorisme.
Melalui EVP of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji, perusahaan ini menegaskan bahwa mereka menghargai proses hukum yang sedang berjalan dan secara tegas mendukung upaya pemberantasan terorisme.
“Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut,” kata Budiadji dalam pernyataannya.
Dia menambahkan bahwa KAI tidak akan mentolerir tindakan yang bertentangan dengan hukum, terutama terkait kasus terorisme.
Manajemen KAI siap mengambil tindakan tegas terhadap karyawan yang terlibat dalam kasus semacam ini.
Budiadji juga menyampaikan bahwa KAI telah menjalin kerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sejak tahun 2018.
Kerja sama ini terus diperpanjang dan telah diatur dalam perjanjian yang bertujuan untuk sinergi dalam mencegah paham radikal dan terorisme.
Selain respons dari PT KAI, masyarakat juga semakin ingin mengetahui sosok DE yang tertangkap dalam kasus ini.
DE yang juga seorang pegawai PT KAI ini dikenal sebagai sosok yang ramah namun cenderung tertutup dalam interaksinya.
Ketua RT 07 RW 027, Ichwanul Muslimin, mengungkapkan bahwa DE kerap berangkat kerja pada pagi hari dan baru pulang pada malam hari.
Meski sempat berinteraksi dengan neneknya yang tinggal di sekitar, DE tidak memiliki interaksi yang terlalu erat dengan tetangga lainnya.
“Kami tidak menduga bahwa dia akan ditangkap oleh polisi,” kata Ichwanul.
Meski dikenal ramah, DE tidak memiliki banyak interaksi dengan warga sekitar karena pola hidupnya yang lebih tertutup.
DE memiliki seorang istri dan anak, dan istri DE saat ini tengah mengandung.
Penggeledahan rumah orang tua DE di Bandung dilakukan oleh Densus 88 Antiteror sebagai bagian dari penyelidikan.
Ketua RT setempat, Idris, menjelaskan bahwa penggeledahan dilakukan secara tertutup dan hanya melibatkan aparat pemerintah setempat.
Dalam penggeledahan tersebut, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti yang kemudian dikemas dalam plastik.
Namun, detail lebih lanjut tentang barang bukti yang ditemukan belum diungkapkan secara rinci.
Selain itu, terungkap bahwa DE jarang berinteraksi dengan masyarakat di daerah Baleendah, tempat tinggalnya.
Menurut Idris, ketua RT setempat, DE lebih banyak sibuk bekerja di luar wilayah tersebut.
“Kesehatan orangnya jujur aja, orangnya baik, cuma kurang bergaul di lingkungan RT 02 RW 20, anaknya kurang bersosialisasi. Tapi untuk orang tuanya bagus sekali sosialisasinya,” kata Idris.
Ia juga mengungkapkan bahwa DE pernah bekerja di pabrik cokelat di Bandung sebelum akhirnya berpindah pekerjaan ke Bekasi.
Kasus penangkapan DE menjadi sorotan publik karena menunjukkan bahwa ancaman terorisme bisa datang dari berbagai latar belakang dan profesi.
Respons dari PT KAI dan tanggapan masyarakat di sekitar DE menggambarkan kepentingan untuk menjaga keamanan dan kewaspadaan bersama dalam upaya melawan terorisme dan menjaga stabilitas negara.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan