Oleh karena itu, masih banyak penyesuaian yang harus dilakukan oleh para engineer pabrikan asal Iwata, Jepang tersebut.

Dia melanjutkan: “Analisis jelas yang bisa aku berikan adalah ketika aku kembali ke balapan dua musim lalu, aku merasa lebih baik.”

“Awalnya kami memutuskan untuk tidak mengubah apapun dan memulai akhir pekan di Le Mans atas basis ini,” jelasnya.

Quartararo jelas merasa kecewa karena tidak bisa perform untuk musim ini, namun dia tidak memiliki pilihan lain selain mencari feelingnya dengan menggunakan motor dua tahun lebih tua.

“Kalau kita kembali ke versi dua tahun lalu, berarti kita sudah dua tahun tidak melakukan pengembangan,” lanjutnya.

“Aku tidak berpikir seorang pembalap ingin menggunakan motor yang mereka kendarai dua tahun sebelumnya, mereka bahkan tidak mengingatnya,” pungkas pembalap asal Prancis tersebut.

Yamaha Sudah Bekerja Keras

Pabrikan Yamaha telah berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti keinginan Quartararo. Namun tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Hal itu dikatakan langsung oleh Presiden Yamaha Motor Europe, Eric De Seynes, dalam wawancara dengan BT Sport.

Menurut Eric, motor Yamaha YZR-M1 berhasil meningkatkan performa, terbukti dengan naiknya soal top speed.

Namun di sisi lain, sepeda motor Yamaha masih memiliki kekurangan terutama dari aspek aerodinamis.

“Kami telah bekerja keras, mengikuti rekomendasi Fabio selama setahun terakhir,” kata Eric.

“Kami telah berinvestasi, kami memiliki mesin baru, kami melihat top speed meningkat secara signifikan. Sekarang kami harus mempertahankan itu,” lanjutnya.

“Kami melihat Red Bull, KTM, Ducati bekerja keras pada aspek aero. Mereka dapat menutupi kekurangan poin mereka. Sementara kami tidak memiliki keunggulan seperti sebelumnya. Jadi kami bekerja keras untuk itu,” Ucap Eric lagi.

Seperti diketahui, Yamaha MotoGP musim 2023 hanya satu kali finish di podium ketiga lewat Fabio Quartararo. ***