KABARKIBAR.ID- Puluhan ribu peserta dari seluruh dunia yang menghadiri Jambore Pramuka Dunia 2023 di Korea Selatan harus dievakuasi karena potensi bahaya dari Topan Khanun.

Wakil Menteri Manajemen Bencana dan Keselamatan Korea Selatan, Kim Sung-ho, mengumumkan langkah ini pada Senin, 7 Agustus 2023.

Sebanyak 36.000 peserta dari 156 negara dijadwalkan untuk mulai dievakuasi dari lokasi perkemahan pada hari berikutnya, Selasa, 8 Agustus 2023, pukul 10.00 waktu setempat (08.00 WIB).

Langkah ini diambil setelah Badan Cuaca Korea Selatan mengeluarkan peringatan mengenai potensi dampak Topan Khanun, yang diantisipasi akan membawa hujan lebat dan angin kencang ke seluruh semenanjung Korea.

Bahkan dengan kecepatan maksimum mencapai 44 meter per detik.

Kecepatan angin sekuat itu dapat membahayakan keselamatan, bahkan dapat menggelincirkan kereta yang melaju.

Menghadapi ancaman cuaca buruk ini, Pemerintah Korea Selatan berkomitmen untuk memastikan keselamatan para peserta.

Sekitar 1.000 bus akan disiapkan untuk merelokasi para anggota pramuka, dan lokasi perkemahan akan ditutup setelah semua peserta dievakuasi.

Meskipun penyelenggara Jambore Pramuka Dunia sebelumnya bersikeras bahwa acara akan tetap berjalan seperti rencana semula.

Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia mengonfirmasi bahwa pihak berwenang di Seoul telah memberitahu mereka mengenai rencana pemulangan lebih awal untuk semua peserta sebagai langkah responsif terhadap ancaman Topan Khanun.

Organisasi tersebut dalam pernyataannya menekankan perlunya dukungan penuh dari pemerintah dalam memfasilitasi proses pemulangan para peserta dan memastikan kenyamanan serta keselamatan mereka selama sisa masa tinggal dan hingga kembali ke negara asal masing-masing.

Kantor Kepresidenan Korea Selatan di Seoul mengusulkan relokasi puluhan ribu peserta jambore ke wilayah ibu kota, sebagai langkah untuk menjaga keamanan mereka dari dampak buruk cuaca yang diantisipasi.

Wakil Menteri Kim Sung-ho menyatakan bahwa pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk menyediakan akomodasi yang sesuai bagi para peserta dan memastikan kelangsungan acara selama lima hari tersisa.

Meskipun terpaksa mengambil tindakan evakuasi ini, pemerintah menegaskan bahwa pembubaran lebih awal dari lokasi perkemahan bukan berarti akhir dari Jambore Pramuka Dunia.