Titik tersebut diduga berada dalam kedalaman 60 meter, namun air yang menggenang tidak memungkinkan tim penyelamat untuk masuk.

Meskipun telah mengerahkan 35 pompa air tambang dan beberapa pompa milik warga, namun debit air tidak bisa dikurangi secara signifikan.

Keputusan untuk menghentikan proses evakuasi diambil karena tingkat bahaya semakin meningkat, dan lubang tempat penambang terjebak juga semakin menyempit.

Pada momen akhir evakuasi ini, delapan nama penambang yang menjadi korban tragis akhirnya diabadikan dalam prasasti. P

apan nama keramik yang mencantumkan nama-nama mereka diserahkan kepada Kepala Desa Pancurendang, Nasirun.

Sebuah monumen kecil dibuat oleh pekerja dari pemerintah desa untuk meletakkan prasasti tersebut di depan lubang galian tempat penambang terjebak.

Monumen ini menjadi tanda bahwa di tempat itu terjadi peristiwa menyedihkan di mana delapan penambang asal Bogor terjebak dalam air.

Nama-nama delapan penambang tersebut adalah:

1. Marmukmin bin Arbani (32), asal Desa Kiarasari, RT 02 RW 06, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

2. Cecep Suriyana bin Mawi (29), asal Desa Cisarua RT 02 RW 08, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

3. Mad Kholis bin Mista (32), asal Desa Kiarapandak RT 02 RW 07, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

4. Mulyadi bin Mista (40), asal Desa Kiarasari RT 02 RW 06, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

5. Muhidin bin Oding (44), asal Desa Kiarasari RT 01 RW 04, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

6. Ajat bin Ahan (29), asal Desa Kiarasari RT 01 RW 06, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

7. Jumadi bin Udin (33), asal Desa Cisarua RT 01 RW 08, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor.

8. M Rama Abdul Rohman bin M Marta (38), asal Desa Cisarua RT 02 RW 05, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor.