Konten yang dibuat oleh mereka mengenai imbauan kepada masyarakat untuk tidak melawan arus di Jalan Lapangan Ros menuai reaksi keras dari warga sekitar, terutama dari kalangan ojek online (ojol).
Warga merasa geram dengan konten yang dibuat oleh Laurendra, karena konten tersebut memberikan imbauan agar masyarakat tidak melawan arus lalu lintas.
Pemicu pertikaian muncul ketika Laurendra menghentikan seorang anak kecil yang melawan arus dengan nada yang dianggap kurang sopan oleh beberapa orang.
“Kehebohan pertama terjadi saat teman-teman melihat seorang anak kecil disentuh kasar. Kemudian, sikap dari pihak yang membuat konten terlihat kurang pantas,” ungkap seorang warga bernama Ivan.
Situasi semakin memanas, dan ribut-ribut antara Laurendra dan massa ojek online di sekitar jalan tidak dapat dihindari.
Akibatnya, Laurendra dan timnya terpaksa menghindar ke sebuah warung makan untuk menghindari kemarahan massa.
“Pada dasarnya, ada perdebatan antara tim pembuat konten dengan warga sekitar, terutama dari kalangan ojek online. Inilah yang menyebabkan situasi menjadi tegang,” tambahnya.
Insiden ini menyoroti sejumlah tantangan dalam pembuatan konten kreatif dan pentingnya etika dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat.
Beberapa pihak berpendapat bahwa ketidaksepakatan dalam situasi ini bisa dihindari dengan melakukan pendekatan yang lebih bijaksana dan memperhatikan peraturan yang ada.
Dalam menghadapi peristiwa seperti ini, Ivan mengusulkan agar para content creator atau pembuat konten sebaiknya meminta izin terlebih dahulu kepada pihak terkait sebelum membuat konten di lingkungan tertentu.
Izin ini akan meminimalisir potensi konflik dan memastikan bahwa pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
“Kedepannya, sebaiknya para pembuat konten ini mendapatkan izin terlebih dahulu, agar situasinya lebih terkendali,” ungkapnya.
Selain itu, insiden ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mempertimbangkan etika dalam pembuatan konten.
Pesan yang disampaikan oleh content creator haruslah disampaikan dengan bahasa yang sopan dan menghormati semua pihak yang terlibat, termasuk dalam konteks kebijakan lalu lintas.
Penting bagi para pembuat konten untuk memahami dampak dari apa yang mereka sampaikan, terutama dalam konten yang berkaitan dengan regulasi dan keselamatan.
Etika dalam konten tidak hanya mempengaruhi cara pesan diterima oleh penonton, tetapi juga dapat memengaruhi hubungan dengan masyarakat dan pihak terkait.
Insiden di Tebet memberikan pelajaran bagi para content creator dan masyarakat tentang bagaimana pentingnya pendekatan yang bijaksana, etika, dan izin dalam pembuatan konten yang dapat memengaruhi opini dan perilaku masyarakat.
Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, diharapkan konten yang dibuat dapat memberikan manfaat positif tanpa memicu konflik yang tidak diinginkan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan