KABARKIBAR.ID- Pertumbuhan ekonomi Jepang pada tiga bulan terakhir hingga akhir Juni 2023 mengalami kenaikan yang jauh melebihi perkiraan, menjadi berita yang menarik perhatian.
Pada Selasa, 15 Agustus 2023, terungkap bahwa ekonomi terbesar ketiga di dunia ini berhasil mencatatkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6 persen secara tahunan.
Keberhasilan pertumbuhan ekonomi Jepang ini mengalahkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,17 persen pada kuartal II 2023.
Pertumbuhan ekonomi Jepang ini juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hampir tiga tahun terakhir.
Penurunan nilai tukar yen terhadap mata uang lainnya telah memberikan dampak positif pada sektor ekspor Jepang, di mana produk-produk negara tersebut menjadi lebih terjangkau bagi konsumen global.
Fenomena pelemahan yen ini juga memiliki peran penting dalam kinerja ekonomi Jepang yang mengesankan.
Mata uang Jepang, yen, tercatat mengalami penurunan tajam terhadap mata uang utama lainnya dalam beberapa bulan terakhir, bahkan turun lebih dari 10 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun 2023.
Ahli ekonomi dari Fujitsu, Martin Schulz, mengungkapkan, “Pelemahan yen menjadi pendorong di balik angka PDB yang positif.”
Dalam konteks ini, pelemahan nilai tukar yen yang terjadi secara alami membantu mendorong kinerja ekonomi melalui peningkatan ekspor.
Data yang dirilis oleh CNBC International juga mengungkapkan bahwa ekonomi Jepang berhasil melebihi ekspektasi para ekonom yang sebelumnya disurvei oleh Reuters.
Di mana sebelumnya diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang hanya sekitar 3,1 persen pada periode April-Juni 2023, angka aktualnya mencapai 6 persen.
Menyusul kinerja ekonomi yang positif ini, indeks saham Nikkei 225 juga tercatat mengalami kenaikan hampir 1 persen.
PDB, sebagai salah satu indikator kunci dalam mengukur performa ekonomi, memiliki peran penting dalam memberikan gambaran tentang kondisi perekonomian suatu negara.
Melalui data PDB, bisnis dapat mengevaluasi kapan saat yang tepat untuk melakukan ekspansi dan merekrut lebih banyak tenaga kerja.
Selain itu, PDB juga memungkinkan pemerintah untuk mengatur kebijakan fiskal seperti pengaturan pajak dan pengeluaran.
Sementara itu, sektor manufaktur Jepang, termasuk produsen mobil terkemuka seperti Toyota, Honda, dan Nissan, juga telah merasakan peningkatan kinerja laba dalam beberapa bulan terakhir.
Permintaan ekspor yang meningkat menjadi pendorong utama, dengan angka ekspor yang naik 3,2 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Meskipun begitu, impor menunjukkan penurunan sebesar 4,3 persen pada periode yang sama.
Perekonomian Jepang juga mendapatkan dukungan dari peningkatan jumlah wisatawan setelah pemerintah mengangkat pembatasan perjalanan akibat pandemi COVID-19 pada akhir April.
Per Juni, jumlah turis asing ke Jepang telah pulih lebih dari 70 persen dari tingkat sebelum pandemi, berdasarkan data dari otoritas pariwisata Jepang.
Lebih lanjut, dengan dicabutnya larangan perjalanan kelompok oleh China, pengeluaran oleh wisatawan diharapkan akan memberikan dorongan ekonomi yang lebih besar bagi Jepang.
Perlu diketahui bahwa sebelum pandemi, turis China berkontribusi lebih dari sepertiga dari pengeluaran wisatawan di Jepang.
Kontribusi tersebut membantu mengimbangi dampak perlambatan konsumsi domestik pasca pandemi.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan