Penurunan harga diharapkan dapat meningkatkan penjualan mobil listrik.

Namun seberapa baik penjualan kedua EV ini setelah harganya dipangkas puluhan juta?

Data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan, Wuling Air ev terjual sebanyak 455 unit pada Mei 2023.

Dibandingkan musim sebelumnya, kenaikannya tidak signifikan. Sebelumnya di bulan April, distribusi Wuling Air ev sebanyak 450 unit.

Sedangkan untuk Hyundai Ioniq 5 berbeda, mobil tersebut yang tumbuh 202 unit menjadi 918 unit pada Mei 2023.

Sebelumnya pada April lalu, Hyundai Ioniq 5 hanya didistribusikan sekitar 716 unit.

Jika diperhatikan, penjualannya tidak signifikan, bahkan melebihi mobil berbahan bakar bensin yang bisa menembus enam ribu unit.

Bisa jadi faktor harga berperan karena meski mobil listrik bersubsidi sudah dipotong, harganya masih sedikit lebih mahal dibandingkan mobil di segmen Low Cost Green Car (LCGC).

FYI, mobil segmen LCGC adalah yang paling mahal, tidak lebih dari Rp. 200 juta.

Sementara itu jika dibandingkan dengan Wuling Air ev masih sekitar Rp. 70 jutaan, sedangkan selisih dengan Hyundai Ioniq 5 adalah Rp. 500 jutaan.

Subsidi Mobil Listrik Dikritik, Begini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi kritik sejumlah fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terkait kebijakan subsidi mobil listrik.

Ia menegaskan, negara maju juga memberikan dukungan kepada negara tetangga di Asia untuk pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB.

“Pengembangan ekosistem industri KBLBB juga didukung oleh banyak negara, bahkan Amerika Serikat, Eropa seperti Jerman dan negara-negara seperti Inggris, China dan beberapa negara tetangga kita di Asia seperti Vietnam, Thailand dan Malaysia,” ujarnya kepada Rapat Paripurna DPR RI ke-25 pada Selasa, 30 Juni 2023 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. ***