KABARKIBAR.ID – Cuitan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI ke-6 dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, mendapat tanggapan dari Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat.
SBY merespons cuitan Denny Indrayana, mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM, yang menyebutkan bahwa dia mendapatkan informasi dari sumber terpercaya di Mahkamah Konstitusi (MK) bahwa MK akan memutuskan adanya sistem proporsional tertutup pada Pemilu 2024.
SBY juga menghubungkan cuitan tersebut dengan proses peninjauan kembali (PK) yang dilakukan oleh Moeldoko terkait dengan kepengurusan Partai Demokrat.
“Menarik yang disampaikan Prof. Denny Indrayana melalui twitnya tentang informasi mengenai ditetapkannya Sistem Proporsional Tertutup oleh MK dalam Pemilu 2024. Juga menarik, mengingat PK Moeldoko di MA yang digambarkan Partai Demokrat sangat mungkin diambil alih Moeldoko SBY,” tulis SBY di akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono pada Senin, 29 Mei 2023.
SBY juga melanjutkan dengan beberapa cuitan terkait informasi yang disampaikan oleh Denny Indrayana.
Cuitan ini kemudian direspon oleh Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum Partai Demokrat.
Anas meminta SBY untuk bersabar dan menunggu keputusan MK secara lengkap terkait gugatan sistem proporsional tertutup.
“Lebih baik tetap menunggu bunyi persisnya putusan MK secara lengkap dan apa saja yang menjadi dasar pertimbangan hukumnya.
Termasuk kapan akan diberlakukan putusan tersebut,” tulis Anas sebagai balasan terhadap cuitan SBY.
Anas juga menjelaskan bahwa perubahan sistem pemilu sebelumnya dari proporsional tertutup menjadi proporsional terbuka pada tahun 2009 tidak menimbulkan kekacauan politik, meskipun perubahan sistem terjadi di tengah jalan.
Saat itu, SBY masih menjabat sebagai Presiden RI.
“Perubahan sistem untuk pemilu tahun 2009 terjadi pasca putusan MK pada 23 Desember 2008. Pemungutan suara dilaksanakan pada 9 April 2009. Pemilu 2009 terbukti berjalan lancar dan tidak ada ‘chaos’ politik. Jadi, lebih baik Pak @SBYudhoyono tidak bicara ‘chaos’ terkait pergantian sistem pemilu di tengah jalan. Tidak elok membuat kecemasan dan kegaduhan. Cukuplah bicara dalam konteks setuju atau tidak. Itu adalah perbedaan pendapat yang biasa,” jelas Anas.
Anas juga menambahkan bahwa peristiwa pemilu tahun 2009 yang mengalami perubahan sistem pemilu di tengah jalan tidak menimbulkan kekacauan, melainkan berjalan dengan baik.
Dia menyinggung bahwa SBY seharusnya ingat akan peristiwa pemilu 2009 tersebut yang alhamdulillah tidak menimbulkan kekacauan.
Balasan Anas ini memunculkan berbagai reaksi dari pengguna Twitter lainnya.
Misalnya, Ma’mun Murod yang setuju untuk menunggu keputusan MK sebelum menyampaikan hal-hal yang belum diputuskan, karena hal itu dapat menjadi provokasi.
“Iya sabar Pak @SBYudhoyono, tunggu putusan saja. Supaya tidak terkesan provokasi,” tulis Ma’mun di akun Twitternya @mamunmurod.
Dalam konteks ini, diskusi terkait sistem pemilu dan proses peninjauan kembali dalam internal Partai Demokrat masih berlanjut.
Diperlukan kejelasan dan keterbukaan untuk mencapai kesepakatan yang baik bagi semua pihak terkait.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan