C F
Kulihat Ibu Pertiwi
C G
Sedang Bersusah Hati
C F
Air Matanya Berlinang
C G C
Emas Intannya Terkenang
Kembali ke Reff
C F
Kulihat Ibu Pertiwi
C G
Kami Datang Berbakti
C F
Lihatlah Putra-putrimu
C G C
Menggembirakan Ibu
Reff:
G C
Ibu Kami Tetap Cinta
F C G
Putramu yang Setia
C F
Menjaga Harta Pusaka
C G C
untuk Nusa dan Bangsa
Makna Lirik Lagu Ibu Pertiwi
Makna lirik lagu Ibu Pertiwi begitu mendalam. Lagu ini tak pernah lekang dimakan waktu.
Lagu Ibu Pertiwi sudah masuk dalam daftar lagu-lagu nasional Indonesia.
Makna lirik lagu Ibu Pertiwi berupa kesedihan sebuah negara dengan kekayaan alamnya yang dipersonifikasikan sebagai ibu yang melahirkan, merawat, melindungi, dan memberi kehidupan rakyat Indonesia sebagai anak-anaknya.
Lirik lagu Ibu Pertiwi memiliki pesan bahwa negara dengan kekayaan alamnya perlu dijaga, jangan dirusak, agar rakyat tetap sejahtera.
Sosok Ismail Marzuki Pencipta Lagu Ibu Pertiwi
Lagu Ibu Pertiwi diciptakan oleh seniman musik Ismail Marzuki yang kemudian menjadi sebuah lagu patriotik Indonesia di era perjuangan.
Lagu tersebut populer disebut ciptaan Ismail Marzuki, meski ada pendapat lain bahwa lagu tersebut disusu oleh komposer Kamsidi Samsuddin.
Ismail Marzuki merupakan lahir di Kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada 11 Mei 1914. Putra Betawi itu kerap disapa Bang Ma’ing.
Melansir laman wikipedia.org, Ismail Marzuki mengawali karier musik saat bergabung dengan grup Lief Java, sebuah orkes terkenal di zaman Belanda yang dipimpin Hugo Dumas.
Daftar Lagu Ciptaan Ismail Marzuki
Ismail Marzuki kemudian banyak menciptakan lagu-lagu nasional yang dikenal hingga saat ini.
Sebagian besar lagu ciptaan Bang Ma’ing kerap dinyanyikan di sekolah, perkantoran, sampai acara hari-hari besar nasional.
Lewat karya-karyanya, Ismail Marzuki dinobatkan sebagai salah satu pahlawan nasional pada tahun 2004. Ia wafat di Jakarta pada 25 Mei 1958.
Berikut daftar lagu nasional karya Ismail Marzuki:
- Rayuan Pulau Kelapa (1944)
- Halo-halo Bandung
- Selendang Sutera (1946)
- Gugur Bunga (1945)
- Sepasang Mata Bola (1946)
- Melati di Tapal Batas (1947)
- Oh Sarinah
- My Hulla Girl
- Olele Kotaraja
- Bandar Jakarta
- Dari Jaman Belanda
- Bunga Mawar dari Kayangan
- Panon Hideung (yang ditujukan untuk istrinya)
Tinggalkan Balasan