“Di sana, mereka tidur dengan bantuan kipas angin yang penuh dengan nyamuk,” kata Novi.

Pratiwi Noviyanthi Merasa Kehilangan

Sementara itu, Novi menuturkan, saat tinggal di rumahnya, anak-anaknya tinggal di kamar ber-AC.

“Bukan mengecilkan, setiap ruangan kita pakai AC, ada anak yang tidak bisa udara dingin, ada anak yang kepanasan,” terangnya.

Menangis, Novi memohon kepada dinas sosial untuk mengembalikan anak-anak tersebut.

“Saya mohon jangan ambil anak saya, karena kalian tidak tahu perjuangan saya,” kata Novi.

Sebagai pengasuh, tentunya Novi merasa sangat kehilangan.

Bahkan, ia mengaku sempat stres memikirkan kondisi anaknya di panti asuhan.

“Jujur saya sangat stress ketika menghadapi ini, saya tidak tahu harus berbuat apa”

“Hanya keajaiban Allah yang membantu semua ini, semoga saya tetap kuat untuk berjuang mengambil dan merawat anak asuh bersama ibunya, “jelas Novi.

Namun, Novi berharap perjuangannya untuk mendapatkan anak asuhnya ini dibantu oleh para pemangku kepentingan.

Respon Dinsos Kota Tangerang pada Kasus Pratiwi Noviyanthi

Terkait viralnya video tersebut, Mulyani, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Tangerang menanggapi kontroversi penjemputan “paksa” bayi dari penyintas ODGJ yang jadi anak asuh Youtuber Pratiwi Noviyanthi.

Mulyani menjelaskan, petugas yang melakukan penjemputan itu berasal dari jajaran Kementerian Sosial (Kemensos) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

“Jadi kami hanya diminta datang bersama petugas kepolisian dan Kemensos. Secara kebetulan lokasi kejadian di wilayah administrasif Kota Tangerang,” jelasnya dalam keterangan pers, Kamis, 3 Agustus 2023.

Mulyani pun mengaku heran dengan reaksi warganet yang langsung mengobrak-abrik akun resmi Dinsos Kota Tangerang.

“Dengan ini, kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah mengambil kesimpulan sebelum memiliki informasi yang lengkap dan benar,” ujarnya.

Nyatanya, banyak pengguna internet yang salah paham akan hal ini sehingga akun Instagram dan Facebook Dinas Sosial Kota Tangerang dibanned.

“Lebih menahan diri menghadapi berita yang ada dan jangan mudah terprovokasi,” kata Mulyani.