KABARKIBAR.ID- Pada akhir perdagangan Rabu, 26 Juli 2023, indeks utama Wall Street ditutup bervariasi (mixed) menyusul kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

Bank Sentral AS juga membuka peluang kenaikan suku bunga lagi ke depan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik sebanyak 82,05 poin, atau 0,23%, mencapai level 35.520,12; S&P 500 mengalami penurunan sebanyak 0,71 poin.

Artinya 0,02%, mencapai level 4.566,75; dan Nasdaq Composite mengalami penurunan sebanyak 17,27 poin, atau 0,12%, mencapai level 14.127,28.

Volume transaksi perdagangan saham di bursa AS mencapai 9,92 miliar saham, dengan rata-rata 10,32 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, menandai kenaikan ke-11 dalam 12 pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS.

Dalam konferensi pers, Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell, mengatakan bahwa bank sentral akan membuat keputusan pertemuan demi pertemuan, mengamati dengan cermat data ekonomi, namun menekankan bahwa penurunan suku bunga sangat tidak mungkin terjadi tahun ini.

Goldman Sachs, dalam sebuah catatan kepada kliennya, menyatakan bahwa pernyataan dari Federal Reserve tidak menandakan laju kenaikan yang lebih lambat di masa depan, namun Goldman Sachs memperkirakan penangguhan pada bulan September.

“Pesan untuk pasar adalah bahwa hal itu tidak menggerakkan jarum. Selalu ada ketakutan akan kejutan besar,” kata Angelo Kourfafas, seorang ahli strategi investasi di Edward Jones.

Kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve menjadi perhatian investor karena dapat berdampak pada pasar keuangan dan aktivitas ekonomi.

Indeks Dow Jones mengalami kenaikan, menunjukkan sentimen positif di kalangan investor terhadap beberapa sektor.

Namun, penurunan pada indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menunjukkan adanya beberapa ketidakpastian di pasar.

Peningkatan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,25% menunjukkan upaya Federal Reserve dalam mengendalikan inflasi dan mengatur pertumbuhan ekonomi.

Namun, bank sentral juga memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut bisa terjadi di masa depan jika diperlukan.

Beberapa ahli pasar melihat bahwa kenaikan suku bunga tersebut dapat berdampak pada pasar obligasi dan sektor keuangan, terutama bagi pinjaman konsumen dan hipotek.