Letusan efusif (letusan yang ngalir tanpa letupan magma) yang terjadi di suatu daerah dianggap berisiko rendah dan tidak mempengaruhi lalu lintas udara.

Sebelum letusan tahun 2021, daerah tersebut telah terbengkalai selama delapan abad, tetapi ahli vulkanologi yakin siklus baru peningkatan aktivitas dapat berlangsung beberapa tahun.

Meletusnya Gunung Api Islandia di Dekat Ibu Kota

Sebuah gunung berapi telah meletus di semenanjung Reykjanes di Islandia barat daya, dekat ibu kota Reykjavik.

Menurut Kantor Meteorologi Islandia (IMO) pada Senin, 10 Juli 2023, letusan gunung berapi tersebut mengikuti aktivitas seismik yang intens di daerah tersebut.

“Saat ini letusannya sangat kecil,” kata Matthew Roberts dari divisi layanan dan penelitian IMO.

Dia menambahkan bahwa tidak ada bahaya langsung bagi orang-orang di daerah tersebut.

Lalu lintas di Bandara Internasional Keflavik di Reykjavik tidak terganggu, kata pihak bandara di situs webnya.

Pakar IMO akan menilai dengan tepat dari mana lava berasal dan bagaimana letusan akan berkembang dalam beberapa jam mendatang.

Cuplikan dan streaming langsung dari media lokal MBL dan RUV menunjukkan lahar dan asap mengepul dari retakan di tanah di lereng Gunung Fagradalsfjall.

Semenanjung Reykjanes adalah titik panas vulkanik dan seismik di barat daya Reykjavik.

Pada Maret 2021, air mancur lava meletus dengan dahsyat dari celah sepanjang 500-750 meter di dasar sistem vulkanik Fagradalsfjall.

Aktivitas vulkanik di daerah tersebut berlanjut selama enam bulan dua tahun sebelumnya.

Akibatnya, ribuan orang Islandia dan turis bersikeras mengunjungi tempat itu.

Pada Agustus 2022, letusan tiga minggu terjadi di area yang sama.

Pada tahun 2010, letusan gunung berapi Eyjafjallajökull menghentikan sekitar 100.000 penerbangan.

Ratusan orang Islandia terpaksa mengungsi. Namun kali ini, dampaknya tidak sebesar tahun 2010.