Pada tahun 2023, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadikan Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 sebagai momentum yang tepat untuk memperkuat peran keluarga dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting.

Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional di Kabupaten Banyuasin akan melibatkan berbagai kegiatan dan acara yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peran keluarga dalam pencegahan stunting.

Dengan mengusung tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju”, acara ini akan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.

BKKBN juga akan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, dan kelompok masyarakat lainnya dalam rangka mencapai target menuju keluarga bebas stunting.

Selain itu, kegiatan ini juga akan menjadi ajang berbagi informasi, penyebaran edukasi, dan pembentukan komitmen bersama dalam menciptakan lingkungan keluarga yang sehat dan mendukung pertumbuhan optimal anak-anak.

Selain menggelar acara peringatan, BKKBN juga akan melakukan berbagai upaya lainnya seperti peningkatan pengetahuan dan pemahaman keluarga.

Pemahaman seperti mengenai gizi seimbang, pemberdayaan ibu-ibu dalam praktik pemberian makanan yang baik bagi anak-anak, serta pengembangan program-program pendukung dalam pencegahan stunting.

Dengan adanya Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 tahun 2023 di Kabupaten Banyuasin, diharapkan kesadaran masyarakat akan semakin meningkat dan upaya pencegahan stunting dapat terus ditingkatkan.

Semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dan berkomitmen.

Sejarah Hari Keluarga Nasional yang Jadi Latar Belakang Acara BKKBN

BKKBN
BKKBN peringati Hari Keluarga Nasional.

Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata tidak langsung membawa Indonesia menuju pencapaian cita-cita para Pendiri Bangsa. Bangsa Indonesia tetap harus melanjutkan perjuangan. Negara meminta partisipasi aktif dari warganya dalam perjuangan bersenjata.

Perjalanan perjuangan ini tidaklah mudah dan tanpa pengorbanan. Para pejuang kemerdekaan pada masa itu harus rela menyerahkan nyawa, harta benda, dan bahkan berpisah dengan keluarga demi mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Barulah pada tanggal 22 Juni 1949, Belanda secara resmi menyerahkan kedaulatan Indonesia. Para pejuang yang gugur kembali ke tanah air tercinta dan mereka dikebumikan dengan atau tanpa identitas yang jelas.

Para pejuang yang selamat akhirnya dapat bersatu kembali dengan keluarga mereka setelah sekian lama terpisah selama masa perjuangan. Momen berkumpulnya kembali para pejuang dengan keluarga pada tanggal 29 Juni 1949 ini kemudian dijadikan peringatan sebagai Hari Keluarga Nasional.

Perjuangan dalam membangun bangsa Indonesia sejalan dengan upaya membangun keluarga. Membangun keluarga berarti turut membangun bangsa. Peringatan Hari Keluarga Nasional menjadi upaya untuk mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia akan pentingnya sebuah keluarga.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam memperkuat ketahanan nasional serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. Dari keluarga-lah muncul kekuatan dalam pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional, meskipun bukan merupakan hari libur.