Di sini berdiri rumah sakit daerah, gedung olahraga, Islamic Centre, hingga kantor layanan masyarakat.

“Kalau datang ke Lagita bukan seperti kawasan transmigrasi. Sudah seperti kota baru,” ujar Viva Yoga.

Lagita kini dijadikan role model nasional bagi pengembangan kawasan transmigrasi lain.

Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pemerintah pusat menyalurkan Rp5,3 miliar ke Bengkulu Utara dan Rp15,3 miliar ke Provinsi Bengkulu. Dana ini bersumber dari APBN 2025.

“Dengan bantuan ini kita harap semangat transmigran dan masyarakat terus tumbuh, aktivitas ekonomi makin berkembang,” jelas Viva Yoga.

Transmigrasi Dorong Kemandirian Pangan

Menurut Viva Yoga, kawasan transmigrasi Bengkulu sudah menjadi lumbung pangan nasional. Produksi berasnya mampu mencukupi kebutuhan provinsi.

“Provinsi ini sudah bisa memenuhi kebutuhan berasnya sendiri. Ini bukti nyata bahwa transmigrasi berhasil meningkatkan kesejahteraan,” katanya.

Selain Bengkulu, 154 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia juga mendapat bantuan infrastruktur, mulai dari air bersih, jalan desa, hingga sarana prasarana pendukung.

Cerita Sunanto dan ribuan transmigran lain di Bengkulu menunjukkan bahwa transmigrasi bukan sekadar pemindahan penduduk, tetapi transformasi nasib.

Dari hutan belantara, kini kawasan transmigrasi berubah jadi kota baru dengan potensi ekonomi besar.

“Ke depan, Kawasan Terpadu Mandiri akan menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi sekaligus role model pembangunan transmigrasi nasional,” pungkas Viva Yoga.