KABARKIBAR.ID- Bank Dunia rilis 10 negara termiskin di dunia berdasarkan data pendapatan nasional bruto atau gross national income (GNI) untuk periode 2022.
Berdasarkan data dari Bank Dunia, terdapat 22 negara di dunia ini yang masuk kategori berpendapatan rendah atau memiliki GNI per kapita.
Bank Dunia mengkategorikan berpendapatan rendah atau memiliki GNI per kapita di bawah 1.335 per dollar atau setara dengan Rp 20,03 juta (kurs Rp 15.000 per dollar AS) pada 2022.
Klasifikasi diperbarui oleh Bank Dunia setiap tahun pada tanggal 1 Juli, berdasarkan PNB per kapita tahun kalender sebelumnya.
Bank Dunia membagi perekonomian dunia menjadi empat kelompok pendapatan rendah, menengah ke bawah, menengah ke atas, dan tinggi.
Klasifikasi pendapatan Bank Dunia bertujuan untuk mencerminkan tingkat pembangunan suatu negara, berdasarkan Atlas GNI per kapita sebagai indikator kapasitas ekonomi yang tersedia secara luas.
Ukuran GNI dinyatakan dalam dolar Amerika Serikat dengan menggunakan faktor konversi yang diturunkan menurut metode Atlas , yang dalam bentuknya yang sekarang diperkenalkan pada tahun 1989.
Klasifikasi negara ke dalam kategori pendapatan telah berkembang secara signifikan selama periode sejak akhir 1980-an.
Pada tahun 1987, 30 persen negara pelapor diklasifikasikan sebagai negara berpenghasilan rendah, sedangkan pada tahun 2022 hanya 12 persen yang termasuk dalam kategori ini.
Tingkat penurunan ini berbeda antar kawasan dunia, dengan proporsi negara berpenghasilan rendah di kawasan Afrika Sub-Sahara turun dari 74 persen menjadi 46 persen pada tahun 2022.
Asia Timur Pasifik dari 26 persen menjadi 3 persen, dan Asia Selatan dari 100 persen menjadi 13 persen karena ekonomi bergerak ke kategori yang lebih tinggi selama periode ini.
Burundi Menjadi Negara Per Kapita Paling Rendah
Burundi menjadi negara dengan pendapatan per kapita paling rendah dari negara lain dari 196 negara yang didata oleh Bank Dunia, dengan GNI per kapita sebesar 240 dollar AS atau setara Rp 3,6 juta.
Dikutip dari CountryReports.org, penyebab utama rendahnya pendapatan Burundi karena tidak berkembangnya sektor manufaktur negara tersebut.
Mayoritas penduduk Burundi masih bekerja di sektor pertanian, dengan komoditas utama kopi dan teh.
Rendahnya pendapatan negara yang terletak di kawasan Asia Tengah ini disebabkan oleh minimnya infrastruktur yang diikuti dengan tingginya korupsi.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan