Sementara tahun ini, ada 26 negara / wilayah dengan 195 siswa dan siswi yang hadir.

Tim dan peserta yang berpartisipasi dalam APhO tahun ini berasal dari Australia, Bangladesh, China, Chinese Taipei, Filipina, Hong Kong, India, Indonesia, Israel, Jepang, Kazakhstan, Korea Selatan, Kyrgyzstan, Macau, Mongolia, Rumania, Rusia, Arab Saudi, Singapura, Tajikistan, Thailand, Turki, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan, dan Vietnam.

Asian Physics Olympiad 2023 Merupakan yang Tersulit

Ada dua bagian dari APhO, yaitu ujian teori dan praktek, masing-masing berlangsung selama lima jam pada hari yang berbeda.

Soal APhO tahun ini merupakan yang tersulit, terbukti dengan skor rata-rata seluruh peserta yang hanya mewakili sekitar 20% dari total skor.

Pertanyaan teoretis meliputi dinamika orbit Stasiun International Space Station, dinamika bola pada piringan yang berputar, dan kavitasi (fenomena munculnya gelembung uap dalam cairan akibat tekanan fluida).

Masalah eksperimental terdiri dari model tumbukan Hertzian pada padatan dan interferensi oleh permukaan yang terdeformasi oleh pemanasan.

“Penentuan medali menggunakan sistem statistik yang menggunakan dua rata-rata sebagai standar 100%. Peserta dengan skor di atas 90% dari standar ini akan mendapatkan medali emas. David Michael Indraputra melampaui batas tersebut dan menjadi salah satu peserta yang meraih juara medali emas,” Tertulis dalam siaran pers tersebut.

Untuk Tim Olimpiade Fisika Indonesia di ajang kejuaraan Asian Physics Olympiad 2023 didampingi ketua tim, yakni Hendra Kwee, Ph.D., Herry Kwee, Ph.D., Zainul Abidin, Ph.D. dan Jong Anly Tan, Ph.D.

Sementara dalam proses seleksi, pembinaan dan pelatihan dilakukan oleh Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri (Simetri) dalam tiga tahap dan terbuka untuk seluruh pelajar Indonesia tanpa dipungut biaya.

Pembinaan dan kesuksesan tim Olimpiade Fisika Indonesia di APhO tahun ini didukung oleh PT Bank Central Asia, Tbk sebagai sponsor. ***