KABARKIBAR.ID- Tramadol, sebuah obat yang telah menyita perhatian karena potensinya dalam menimbulkan ketergantungan, mendapatkan sorotan serius.

Obat ini umumnya hadir dalam bentuk tablet oral, kapsul, dan cair atau sirup.

Di Amerika Serikat, Tramadol telah dikategorikan sebagai obat yang perlu diawasi ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA).

Peringatan mengenai potensi efek samping berbahaya tercantum pada kemasan, mengingatkan akan risiko yang dapat muncul dari penggunaan obat ini.

Terkait penggunaannya, Tramadol tergolong dalam kelompok obat opioid, yang mengakibatkan penggunaannya harus dikelola dengan sangat hati-hati.

Regulasi penggunaan obat ini berkaitan dengan indikasi medisnya, potensi penyalahgunaan, serta risiko ketergantungan yang mungkin muncul jika Tramadol digunakan secara tidak benar atau disalahgunakan.

Kejadian penyalahgunaan obat ini bukanlah perkara yang jarang terjadi; salah satu dampak negatif yang dapat timbul adalah ketergantungan yang dapat merusak kualitas hidup individu.

Bahkan, risiko overdosis hingga berujung pada kematian juga mewarnai penggunaan obat ini.

Oleh sebab itu, konsumsi Tramadol seharusnya dilakukan di bawah pengawasan ketat dari tenaga medis yang berkompeten, seperti yang disarankan oleh para ahli.

Desa Mulyajaya, yang terletak di Kecamatan Kutalawang, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, telah menjadi sorotan karena kasus yang melibatkan obat Tramadol dan Hexymer.

Lebih dari seratus warga di desa ini dilaporkan mengalami kecanduan akibat penggunaan obat-obatan ini.

Tak hanya melibatkan orang dewasa, bahkan anak-anak, remaja, dan lansia juga terjerat dalam permasalahan ini.

Pada Rabu, 9 Agustus 2023, fakta kecanduan ini terungkap setelah dua pengedar obat keras, dengan inisial R dan W, berhasil ditangkap.

Tentu muncul pertanyaan, apa sebenarnya obat Tramadol dan apa yang membuatnya mampu memicu kecanduan begitu dalam?

Cleveland Clinic, sebuah institusi kesehatan ternama, menjelaskan bahwa Tramadol adalah jenis obat opioid yang sering digunakan untuk mengatasi rasa sakit yang berat.

Dokter akan meresepkan obat ini dalam situasi di mana obat pereda nyeri lainnya tidak memberikan hasil yang memadai atau tidak dapat ditoleransi oleh pasien.

Cara kerja Tramadol adalah dengan menghalangi sinyal rasa sakit di otak, sehingga mengurangi persepsi terhadap nyeri.

Namun, penting untuk diingat bahwa Tramadol adalah salah satu jenis obat keras.

Penggunaannya harus didasarkan pada resep dokter dan diawasi secara cermat.

Potensi untuk menjadi kecanduan dan efek samping serius yang terkait dengan obat ini menjadikannya semakin penting untuk tidak menggunakan Tramadol tanpa pengawasan medis yang tepat.