Aryanto Misel Tawarkan Nikuba ke Ferrari Cs Rp 15 Miliar

Penemuan Aryanto ternyata mendapat perhatian dari petinggi otomotif di Italia setelah sebelumnya dianggap belum masuk akal oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).

Sebelum Nikuba penemuan pertama Aryanto adalah Avtur Bahan bakar penerbangan khusus untuk pesawat Aeromodelling pada 1987.

Pada tahun 2005 Aryanto juga membuat Biodiesel dari jelantah yang bisa digunakan kapal nelayan untuk menghemat bahan bakar.

Pada tanggal 16 Juni 2023 lalu,  Aryanto berangkat ke Italia bersama dua orang petinggi PT Octagon yang menggeluti bidang motor tempel kapal listrik yaitu Sumardi dan Imanuel Hutapea atas undangan untuk memperesentasikan karyanya di perusahaan otomotif.

Di sana, Nikuba diujicobakan pada produk-produk Eropa, Ferrari dan Ducati bahkan Lamborgini.

Karya Aryanto tersebut telah mengantongi hak paten dengan nomor DID2022054964 kode kelas 9.

Aryanto Misel adalah seorang Pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah yang lahir tanggal 30 Agustus 1955.

Saat mempromosikan temuan teknologi Nikuba yang diklaimnya itu, Aryanto Misel awalnya berharap ada tebusan.

Selama di Italia, Aryanto Misel dan dua orang timnya menghabiskan waktu selama 17 hari.

Khusus saat pertemuan dengan petinggi Ferrari dan Lamborghini, Aryanto Misel menghabiskan 4 hari untuk mengenalkan Nikuba.

Faktanya, kata Aryanto Misel, Ferrari Cs pun tak sanggup menghargai teknologi Nikuba yang diklaimnya itu.

Aryanto Misel mengaku sudah menghabiskan waktu dan biaya untuk pengembangan teknologi Nikuba.

“Saya melakukan penelitian dan membuat nikuba itu selama lima tahun itu menghabiskan uang yang banyak,” akunya.

Aryanto sejatinya tak menolak sepenuhnya untuk memberi Ferrari dan Lamborghini kunci alat konversi air menjadi bahan bakar itu.

Asalkan, kata dia, Ferrari dan Lamborghini mau membayar kompensasi adopsi teknologi Nikuba Cirebon.

“Saya siap belajarin buat Nikuba, asal ada kompensasi,” jelas Aryanto Misel.

Tak tanggung-tanggung, Aryanto Misel meminta Rp 15 miliar agar teknologi Nikuba bisa diadopsi oleh Ferrari dan Lamborghini di Italia.

Namun sayangnya, Aryanto menyebut tidak pembicaraan terkait masalah hak cipta ini dari perusahaan Italia itu.