Partai Demokrat secara tegas menyatakan bahwa Anies tidak pernah menghubungi AHY secara langsung terkait dengan keputusannya untuk memilih Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), sebagai bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024.

Iftitah Sulaiman, mantan anggota Tim 8 dari Partai Demokrat, menjelaskan bahwa ketika Sudirman Said, tim Anies, meminta waktu untuk bertemu dengan AHY, pertanyaannya adalah apakah pertemuan tersebut untuk memberi tahu atau untuk mendiskusikan keputusan.

Iftitah menyatakan bahwa jawaban yang diberikan adalah bahwa pertemuan tersebut adalah untuk memberi tahu, yang artinya keputusan Anies sudah final dan tidak dapat diubah.

Oleh karena itu, Iftitah menjelaskan bahwa pertemuan tersebut tidak pernah terjadi.

Iftitah juga menyarankan agar Sudirman Said meminta Anies untuk langsung menghubungi Ketum AHY, terutama karena Anies pernah berkomunikasi langsung dengan AHY dalam beberapa kesempatan sebelumnya.

Ia menyatakan, “Saya menyarankan untuk keputusan sebesar ini saya dorong ‘Pak Capres langsung hubungi Ketua Umum’ Kenapa begitu? Karena ada pengalaman empirik Pak Capres itu beberapa kali langsung kontak juga kepada Ketua Umum.”

Namun, menurut Iftitah, hingga saat ini Anies belum pernah menghubungi AHY setelah mengumumkan pasangannya dengan Cak Imin untuk Pilpres 2024.

Ia juga meminta agar Sudirman Said tidak mengeluarkan pernyataan yang tidak benar di media massa, terutama menuduh AHY tidak merespons komunikasi dari pihak Anies.

Sebelumnya, Anies Baswedan telah mengklaim bahwa ia mencoba berkomunikasi dengan AHY, tetapi tidak diberikan waktu.

Ia mengakui hanya berhasil berkomunikasi dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri, terkait pemilihan Cak Imin sebagai calon wakil presidennya.

Namun, Anies tidak memberikan penjelasan mengenai mengapa komunikasi antara dirinya dan AHY mengalami kendala.

Anies Baswedan menekankan bahwa tujuan dari koalisi politik yang terbentuk adalah untuk kebaikan Indonesia, dan ini bukanlah soal siapa yang duduk di posisi tertentu.

Ia mengatakan, “Kita ingin agar koalisi ini bisa mewujudkan mimpi rakyat Indonesia. Kemarin ada dinamika, nanti pada waktunya kita akan ceritakan secara runtut. Tapi kami melihat penting bagi kita semua untuk fokus bahwa ini bukan soal siapa duduk di mana.”