Selain itu, penyebab kebakaran diduga dari 19 dari kebakaran sampah, 7 ledakan dari gas, 4 kebakaran dari rokok dan 15 lainnya.
“Berdasarkan data tersebut, penggunaan listrik masih menjadi faktor utama terjadinya kebakaran di DKI Jakarta,” kata Satriadi.
Karena itu, Satriadi meminta masyarakat lebih bijak menggunakan listrik saat musim kemarau untuk mencegah kebakaran.
“Makanya kami menghimbau kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan listrik di musim kemarau seperti sekarang ini,” kata Satriadi.
Akibat Fenomena El Nino yang Menyebabkan Kemarau Ekstrem, Mudah Terjadinya Kebakaran
Banyaknya kebakaran membuat Damkar DKI Jakarta bersiap untuk mitigasi bencana dalam menanggapi fenomena El Nino di Indonesia dan tidak terkecuali DKI Jakarta.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), penguatan terjadi pada Agustus hingga September 2023.
Ada kekhawatiran bahwa El Nino dapat memicu musim kemarau yang parah seperti tahun 2019, yang pada gilirannya akan meningkatkan kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah.
“Kenaikan suhu saat musim kemarau mempengaruhi gaya hidup masyarakat akibat penggunaan listrik yang berlebihan,” kata Satriadi.
Meningkatnya penggunaan listrik secara berlebihan membuat peralatan, khususnya produk elektronik, kabel listrik dan instalasinya rentan terhadap gangguan atau korsleting.
Apalagi musim kemarau berdampak pada minimnya air sebagai bahan utama pemadaman kebakaran.
“Kalau terjadi kebakaran, berdampak pada sulitnya memadamkan, sehingga penyebaran api lebih cepat, serta kerugian lebih besar,” kata Satriadi.
“Maka dari itu, kami mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan listrik di musim kemarau seperti sekarang ini,” kata Satriadi.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan