KABARKIBAR.ID – Setelah mengakhiri hubungan dengan rapper Ye (Kanye West) pada bulan Oktober 2022 karena kontroversi anti-Semit, sepatu adidas Yeezy yang dulunya sangat populer kini menumpuk di gudang.
Pada awalnya, adidas berencana untuk menyumbangkan produk-produk ini dengan alasan reputasi perusahaan.
Namun, setelah mempertimbangkan kondisi keuangan, adidas membatalkan rencana tersebut dan kemungkinan akan menjual sisa produk di gudang untuk mengurangi kerugian yang mereka alami.
Tujuh bulan setelah adidas mengakhiri hubungan dengan Ye, perusahaan ini menghadapi masalah dengan keberadaan kotak-kotak sepatu Yeezy yang dulunya sangat populer namun kini menumpuk di gudang.
CEO adidas, Bjorn Gulden, telah memikirkan dengan sungguh-sungguh selama berbulan-bulan untuk menentukan langkah apa yang harus diambil terkait persediaan Yeezy yang menumpuk tersebut.
Akhirnya, Bloomberg melaporkan bahwa adidas akan menjual sisa produk Yeezy tersebut.
Keputusan adidas untuk mengakhiri kerjasama dengan Ye telah berdampak pada perusahaan ini.
Namun, masalah yang dihadapi adidas tidak hanya terbatas pada itu.
Penjualan adidas dilaporkan mengalami penurunan 20 persen di Amerika bagian Utara pada tahun ini, belum termasuk penjualan sepatu Yeezy.
Sementara itu, nilai sepatu Yeezy yang tidak terjual di gudang mencapai 1,3 miliar dolar Amerika.
Oleh karena itu, dengan menjual sisa produk Yeezy tersebut, adidas berharap dapat memangkas kerugian yang mereka alami.
Penjualan sepatu Yeezy yang dulunya menjadi fenomena telah memberikan kontribusi besar terhadap kesuksesan adidas.
Kolaborasi dengan Ye telah menciptakan antusiasme yang tinggi di kalangan penggemar sepatu, dan produk-produk Yeezy seringkali habis terjual dalam waktu singkat.
Namun, sejak kontroversi yang melibatkan Ye terjadi, minat terhadap sepatu Yeezy menurun drastis, yang berdampak negatif pada penjualan adidas secara keseluruhan.
Keputusan adidas untuk menjual sisa produk Yeezy yang menumpuk di gudang tidaklah mudah. Adidas harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk reputasi perusahaan, kondisi keuangan, dan tren pasar saat ini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan