KABARKIBAR.ID– Mewujudkan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) menuju Kampung Generasi Indonesia Emas 2045, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng akan terus mengawal dan mengelola sehingga Kampung KB berbeda dari kampung biasa.
Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) adalah satuan wilayah setingkat kelurahan dimana terdapat integrasi dan konvergensi penyelenggaraan pemberdayaan dan penguatan institusi keluarga dalam seluruh dimensinya guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia, keluarga dan masyarakat.
Kampung Keluarga Berkualitas tak hanya menjadi tempat tinggal bagi kelompok orang, namun sebagai kegiatan produktif di dalamnya yang mampu memberi nilai lebih kepada para warga.
Kampung Keluarga Berkualitas sebagai kegiatan produktif untuk memberi nilai lebih baik dalam hal kesehatan, kesejahteraan, maupun dalam hal pengendalian pertumbuhan penduduk.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai, melalui Kampung KB upaya pengurangan angka kemiskinan bisa lebih optimal hasilnya.
Terutama jika program-program terkait kependudukan berjalan di semua daerah.
Ia pun menekankan gerakan Kampung KB bisa didukung banyak pihak.
“Ini sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah setempat terkait dengan upaya pengendalian laju jumlah penduduk,” kata Ganjar Pranowo usai mencanangkan Kampung KB di Dukuh Pandogan, Desa Telogopandogan, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak, beberapa waktu lalu.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih mengatakan di Jawa Tengah ada banyak Kampung KB yang terus dikembangkan.
“ Seluruh Kampung KB ini punya program yang progresif untuk kemajuan masyarakatnya,” kata Eka Sulistia Ediningsih pada Jumat 23 Juni 2023.
Seperti Kampung KB Kokolaka di Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Kampung dengan mayoritas warganya memiliki usaha pengolahan kolang kaling, selain menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, dengan terdapat 11 usaha pengolahan kolang kaling.
Mulai dari produk kolang kaling seperti pada umumnya yang dijual di pasaran, ada pula yang dijadikan olahan lain seperti manisan, kerupuk, tahu bakso, dan Nasi Guling (Gudangan Kolang kaling) yang menjadi kuliner khas Jatirejo.
Hal itulah dijadikan cikal bakal penamaan “Kokolaka” sebagai nama dari Kampung KB tersebut.
Eka mengatakan Kampung KB memiliki visi yang tegas, yakni terwujudnya keluarga-keluarga yang sejahtera dan berkualitas.
Kampung KB Kokolaka menterjemahkan setiap katanya kedalam tiga hal yakni:
Pertama keluarga, yaitu unit terkecil dalam masyarakat, kedua, sejahtera, yaitu kesejahteraan secara mental, spiritual, sosial ekonomi. Ketiga, berkualitas, dalam arti unggul dalam aspek keagamaan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial budaya serta psikologis.
Kampung KB Kokolaka mencakup wilayah satu kelurahan dengan luas 2,34 kilometer persegi, yang terdiri dari 3 Dukuh, yaitu Dukuh Blabak, Dukuh Sirayu, dan Dukuh Ngablak. Kampung KB ini terdiri dari 4 RW, dan 14 RT.
Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) Kambera, Kampung Cabe Rawit
Lantas tak selesai dengan menjadi kampung KB yang aktif saja, iapun memiliki program-program unggulan yang akhirnya mengantarkan ia menjadi juara 1 Kampung KB Kota Semarang.
Program Urban Farming, hal ini menepis stigma yang seringkali dipahami bahwa pertanian tidak dapat dilakukan di daerah perkotaan, terutama di tengah permukiman penduduk.
Contohnya di RW 02 Kampung KB Kokolaka dimana cabai rawit menjadi tanaman andalan yang ditanam.
Begitupun dengan adanya Taman Tanaman Obat Keluarga (Toga).
Program Koperasi, yang terwujud kedalam Koperasi Guyub Rukun Sejahtera, dan Koperasi SBMI Jatirejo.
Program UMKM, berdasarkan data UMKM yang dihimpun Rumah Dataku Kelurahan Jatirejo, pada tahun 2022 jumlah UMKM yang terdapat di Kampung KB Kokolaka berjumlah 154 UMKM, dengan jenis usaha terbanyak yaitu toko kelontong yang berjumlah 27, disusul usaha kuliner yang berjumlah 21 usaha.
Menjadi karakteristik dari kampung KB ini adalah dari setiap RW nya memiliki kekuatan masing-masing. Jika di RW 01 lebih kental dengan usaha kolang kaling, maka di RW 02 lebih cenderung pada kuliner olahan cabe rawit.
Hal inipun lantas menjadikan penamaan kampung tematik di RW 02, yaitu Kambera (Kampung Cabe Rawit).
Begitupula di RW 3 dengan ciri khas dari jahe merahnya, dan RW 4 dengan produksi jambu kristal sebagai produk andalannya.
Berbicara dalam kaitanya penurunan stunting dan pengendalian penduduk, Eka mengatakan Kampung KB Kokolaka termasuk aktif dalam mengawal hal tersebut.
Seperti penyelenggarahan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), dan selain pemberian tambahan makanan, orang tua dari baduta stunting juga diberikan edukasi tentang makanan gizi seimbang.
Dalam hal pembinaan tumbuh kembang anak, remaja, dan lansia, maupun dalam hal perekonomian masyarakat, terdapat 5 kelompok kegiatan diantaranya, Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R), dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA).
Persentase partisipasi pada kelompok kegiatan yang tertinggi adalah pada BKB sebesar 84,2% atau sejumlah 128 keluarga dari 152 keluarga yang memiliki balita.
Kegiatan Posyandu setiap bulan sekali, yang tersebar di masing-masing RW.
Untuk Posyandu RW 01 terletak di Rumah Pintar di samping Lapangan Desa Jatirejo, Posyandu RW 02 dan 04 masih menumpang di rumah penduduk, dan Posyandu RW 03 menempati Pos Kamling Dukuh Ngablak yang berada di depan Gerbang Bumi Perkemahan Harda Walika.
Pasangan Usia Subur (PUS) yang ada di Kampung KB Kokolala perdasarkan laporan Bulan Februari 2023, Peserta KB Aktif di Kelurahan Jatirejo tercatat sebanyak 340 PUS yang terdiri dari, 55 IUD, 20 MOW, 26 Implant, 207 Suntik, 29 Pil dan 3 Kondom.
Angka ini menunjukan bahwa Peserta KB Aktif di Jatirejo berada pada persentase 74,89 % dari 454 PUS.
Dengan mayoritas pasangan usia subur berumur 30-49 tahun yang berjumlah 296 pasangan, setara 73% dari total keseluruhan.
Dalam hal Akses Air Bersih dan Sanitasi juga diperhatikan betul.
Terdapat selokan jenis terbuka dan tertutup di sisi jalan Kampung KB Kokolaka dengan kondisi yang bersih, air dapat mengalir dengan lancar, walaupun terdapat beberapa titik penyumbatan alami akibat dedaunan dan tanah yang menimbun.
Kampung ini juga memiliki sumber pasokan air yang berasal dari Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).
Serta seluruh Masyarakat di Kampung KB Kokolaka mendapatkan akses air bersih dari Pamsimas yang dikelola kelurahan dan tampungannya terdapat di setiap RW.
Kampung KB di Jawa Tengah tentu tidak berfokus di 1 kampung saja, masih ada kampung KB lainya yang juga memiliki program-program progresif.
Seperti Kampung KB Abadi Tegaldowo di Kabupaten Rembang, Kampung KB Semarak Karya di Kota Tegal, Kampung KB Kencanasari di Kabupaten Purworejo, juga kampung KB lainya di 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah. n
Tinggalkan Balasan