JAKARTA, DISWAY.ID – Baru-baru ini nama Pondok Pesantren Lirboyo menyita perhatian publik.

Hal ini bermula dari adanya hastag viral di media sosial bertuliskan #BoikotTrans7, di mana stasiun televisi tersebut menayangan video atau konten yang dinilai menyinggung Pondok Pesantren Lirboyo.

Aksi boikot tersebut adalah salah satu bentuk protes warganet terhadap salah satu tayangan program di stasiun televisi itu.
Di mana, ada segmen program yang menayangkan video dengan narasi dinilai tidak etis terhadap Ponpes Lirboyo.
Sontak hal ini memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama keluarga besar pesantren, para alumni juga masyarakat Kediri yang memang memiliki ikatan kuat dengan pesantren legendaris itu.

Tidak butuh waktu lama, perwakilan Trans7 melakukan mediasi dengan pihak Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Jabodetabek.

Pihak stasiun televisi itu memohon maaf dan mengakui bahwa telah lalai dan akan bertanggung jawab.

Mengenal Pondok Pesantren Lirboyo

Melansir dari situs resminya, Lirboyo sendiri adalah nama sebuah desa yang digunakan oleh KH. Abdul Karim sebagai nama pondok pesantren dan terletak di barat Sungai Brantas, lembah gunung Willis, Koa Kediri.

Ponpes Lirboyo ini berlokasi di Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.
Bagi yang belum tahu, Pondok Pesantren Lirboyo telah berdiri sejak tahun 1900-an.

Ponpes terbesar di Jawa Timur ini berkembang menjadi pusat studi Islam sejak puluhan tahun sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

Bahkan, santri-santri dari pondok pesantren ini ikut berjuang di medan perang, salah satunya saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Sejarah dan Sosok Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo

Mengutip dari situs resminya, berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo ini berhubungan erat dengan kepindahan dan menetapnya sang pendiri, yakni KH. Abdul Karim.

Rara Dewanti
Editor
Rara Dewanti
Reporter