KABARKIBAR.ID – Lisda Sundari, selaku Ketua Yayasan Lentera Anak, mengatakan prevalensi perokok anak di Indonesia terus meningkat selama 10 tahun terakhir.

Pihaknya mengutip sebuah data Riskesdas 2018, jumlah perokok anak naik menjadi 9,1 persen atau 3,2 juta anak.

“Selain itu, Bappenas memprediksi pada tahun 2030 jumlah perokok anak bisa mencapai 15,9 juta orang,” kata Lisda dalam acara “Diseminasi Hasil Pemantauan IPS Rokok Forum Anak di 9 Kabupaten/Kota”, yang diikuti di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2023.

Dikatakannya, masalah rokok merupakan isu penting yang harus dibenahi karena berdampak buruk bagi kesehatan, kualitas sumber daya manusia, dan perekonomian negara.

“Hal ini menjadi masalah besar ke depan, mengingat rokok bersifat adiktif dan merupakan faktor risiko penyakit tidak menular, juga akan menjadi beban ekonomi yang mengancam kualitas sumber daya manusia”, kata Lisda.

Dia mengatakan peningkatan iklan tembakau, promosi dan sponsor telah menyebabkan peningkatan perokok anak.

“Survei terbaru Lentera Anak tahun 2021 terhadap 180 perokok berusia 10-19 tahun yang pernah merokok atau berpartisipasi aktif dalam wawancara merokok langsung dengan anak-anak menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden percaya bahwa iklan tembakau memengaruhi kebiasaan merokok anak-anak,” kata Lisda Sundari.

Sepakat dengan Lisda, Anggin Nuzula Rahma, selaku Plt. Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengatakan kehadiran rokok mengancam bonus demografi Indonesia pada 2045.

“Tembakau itu bahaya, tentu bonus demografi ya, karena kalau bicara SDM yang berkualitas, SDM yang lebih tinggi tentunya anak-anak harus sehat, mulai dari kesehatan fisik dan mental, yang terpenting harus sehat terlebih dahulu,” ujar Anggin Nuzula Rahma.

Selain ancaman terhadap kualitas personel terkait pertumbuhan penduduk, rokok juga berdampak negatif terhadap pembangunan negara.

“Karena memang memperparah kemiskinan, maka sebagian besar anggaran digunakan atau dikeluarkan untuk rokok,” kata Anggi Nuzula Rahma.

Perokok Anak Penyebabnya dari Lingkungan Keluarga

300 rokok 2

Anggin Nuzula Rahma, selaku Plt Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, mengatakan keluarga perokok merupakan salah satu faktor yang membuat anak-anak merokok.