KABARKIBAR.ID- Pergolakan di Komando Rusia di Ukraina selatan semakin terasa, dengan kehilangan dua jenderal dalam waktu 24 jam yang menunjukkan adanya kekurangan dan perbedaan pendapat di antara kepemimpinan militer Rusia.
Pada Selasa pagi (11/7/2023), rudal Ukraina menyerang sebuah hotel di kota pesisir Berdyansk yang telah dikuasai oleh militer Rusia.
Salah satu korban terkenal adalah Letnan Jenderal Oleg Tsokov, wakil komandan Distrik Militer Selatan dan tokoh penting dalam pertahanan Rusia di wilayah pendudukan Ukraina selatan.
Tsokov dianggap sebagai jenderal paling senior di antara sekitar 10 jenderal Rusia yang tewas dalam kampanye di Ukraina.
Keesokan harinya, pada Rabu malam (12/7/2023), muncul pesan suara berdurasi empat menit dari Mayor Jenderal Ivan Popov, komandan ke-58.
Dalam rekaman tersebut, Popov mengkritik kepemimpinan militer Rusia yang dianggapnya pengkhianat dan tidak mampu, yang menyebabkan korban jiwa yang besar di antara pasukannya.
Pesan itu mengungkapkan kekurangan yang signifikan dalam pertahanan Rusia.
“Kurangnya respon tembakan balasan, tidak adanya stasiun pengintaian artileri, serta kematian dan luka yang meluas di antara saudara-saudara kita akibat tembakan artileri musuh. Saya juga menyoroti sejumlah masalah lainnya dan menyampaikannya ke level tertinggi,” kata Popov dalam rekaman tersebut.
Namun, Popov tidak berhenti di situ.
Ia juga melancarkan serangan terhadap Kepala Staf Militer Rusia, Valery Gerasimov.
“Angkatan Bersenjata Ukraina tidak dapat menembus pasukan kami dari depan, tetapi komandan senior kami menyerang dari belakang, dengan licik dan keji, memenggal tentara kami pada saat-saat sulit dan menegangkan.”
Popov juga menyebut Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dalam kritikannya.
“Ternyata, para komandan senior merasakan ancaman dari saya dan dengan cepat, dalam waktu satu hari, mengeluarkan perintah kepada Menteri Pertahanan untuk memberhentikan saya dari jabatan tersebut, dan menghilangkan saya,” ungkapnya.
Keluhan Popov, menurut Institute for the Study of War (ISW), mengungkapkan masalah yang serius bagi Rusia.
“Mereka kekurangan cadangan operasional yang memungkinkan mereka untuk melakukan rotasi personel dalam menghadapi serangan balasan dari Ukraina, dan garis pertahanan Rusia mungkin rentan,” kata ISW, pada Jumat (14/7/2023).
Selain kehilangan dua jenderal tersebut, keretakan dalam militer Rusia juga terlihat ketika rencana pemberontakan atau kudeta yang dilakukan oleh kelompok militer bayaran Wagner gagal pada akhir Juni lalu.
Kejadian-kejadian ini mempertanyakan efektivitas dan loyalitas beberapa tokoh berpangkat tinggi di Rusia, beberapa di antaranya masih belum terlihat hingga saat ini.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan